Presiden Sebut Kekuatan Ekonomi Tak Dilihat dari Seberapa Besar Negaranya

author Seno

- Pewarta

Minggu, 07 Agu 2022 00:32 WIB

Presiden Sebut Kekuatan Ekonomi Tak Dilihat dari Seberapa Besar Negaranya

i

Screenshot_20220806-171222_Docs

Optika.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kekuatan ekonomi satu negara tidak dilihat dari seberapa besar negaranya, atau kekayaan negara tersebut. Kekuatan itu ada pada daya saing suatu negara dengan negara lain.

Kehancuran ekonomi negara-negara besar, katanya, berkaitan dengan perubahan geopolitik internasional akibat perang yang berujung pada hancurnya ekonomi negara-negara tersebut. Dapat dilihat dengan runtuhnya ekonomi negara-negara besar di Eropa dan Amerika Serikat (AS), dipastikan mengalami resesi ekonomi.

Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk

Di masa depan nanti, negara yang cepat akan mengalahkan negara lambat, bukan negara besar mengalahkan negara kecil ataupun negara kaya mengalahkan negara miskin, kata Jokowi seperti dilansir dari laman twitter pribadinya pada Sabtu (6/8/2022).

Tiga Fondasi: Menurut Jokowi, setidaknya terdapat tiga fondasi untuk Indonesia agar bisa bersaing disaat negara lain menuju kebangkrutan di masa depan serta terhindar dari resesi atau krisis ekonomi. Ketiga fondasi tersebut yaitu infrastruktur, hilirisasi, indutrialisasi serta digitalisasi.

Fondasi yang akan bersaing di masa depan Indonesia ada tiga yaitu: infrastruktur, hirilisasi, industrialisasi serta digitalisasi, ucapnya.

Ketersediaan infrastruktur menjadi modal Indonesia untuk meningkatkan negara menjadi lebih maju agar tidak terperangkap sebagai negara berkembang saja. Bisa dilihat secara masif dan merata, pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok tanah air selama tujuh tahun terakhir menjadi fondasi untuk kemajuan negara Indonesia.

Dalam kurun waktu tujuh tahun ini, kita telah menambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan bukan tol, 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 38 bendungan baru sampai irigasi 1,1 juta ha. Infrastruktur yang kita bangun saat ini mungkin akan terasa hasilnya 5 sampai 10 tahun yang akan datang, jelas Jokowi.

Jokowi juga menekankan, kemajuan satu negara bukan hanya terletak pada infrastrukturnya saja tetapi pada hilirisasi dan industrialisasinya. Ekspor Nikel: Daya saing Indonesia terus merangkak naik dan bersaing dengan negara-negara lain. Namun, sampai saat ini ekspor nikel Indonesia ke negara luar sudah mencapai Rp 300 triliun, dengan ini industrialisasi dapat dikatakan sangat penting bagi satu negara.

Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi

Nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya Rp.15 triliun. Ketika ekspor bahan mentah dihentikan di tahun 2017, nilai ekspor nikel kita 2021 mencapai lebih Rp.300 triliun. Dengan ini, industrialisasi dan hilirisasi bisa mulai dilaksankan dan mendapat untung yang cukup besar, ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemain Utama: Seiring berjalannya waktu dengan peningkatan orang Indonesia yang memakai internet dan ponsel pintar. Bisa dikatakan bahwa Indonesia ialah salah satu pemain utama di sektor teknologi dan digital di Asia Tenggara ini.

Menurut data yang dirilis oleh HootSuite dan We Are Social pada laporan Digital 2021, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa. Mengalami peningkatan 15,5 persen dari tahun lalu. Sedangkan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, 167 juta orang Indonesia atau sekitar 89 persen dari total penduduk yang memakai ponsel pintar.

Pada akhir 2020 lalu, Google, Temasuk dan Bain and Company menyebut nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai 44 miliar dolar, dengan USD 32 miliar yang berasal dari sektor e-commerce. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan meningkat seiring berjalannya waktu, apalagi banyak jumlah pemakai internet dan ponsel pintar yang semakin bertambah.

Baca Juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya

Tujuan digitalisasi utamanya ada pada UMKM, terdapat 65,4 juta UMKM di Indonesia yang berkontribusi pada 61 persen ekonomi kita. Tentunya, PDB/GDP ekonomi Indonesia bisa meningkat menjadi USD3 triliun yang awalnya hnaya USD 1,2-1,3 triliun jika hirilisasi dan industrialisasi dilakukan secara konsisten, pungkasnya.

Oleh: Firtian Ramadhani

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU