Optika.id - Beberapa waktu yang lalu, istilah Ghosting menjadi populer. Ghosting sendiri ialah istilah yang merujuk pada perilaku seseorang yang menghilang dalam suatu bentuk relasi tanpa adanya pemberitahuan sama sekali layaknya hantu, oleh sebab itu perilaku tersebut dinamakan ghosting. Istilah ini semakin marak muncul melalui aplikasi kencan, penggunaan media sosial dan lainnya.
Meskipun demikian, ghosting bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Ghosting juga tak melulu soal hubungan romantis, tetapi juga bisa dalam hubungan pertemanan dan professional.
Baca Juga: Begini Cara Memakai Parfum yang Benar Agar Aroma Tak Cepat Hilang
Bahkan, Federal Reserve Bank di Chicago melaporkan kalau perusahaan mereka banyak di-ghosting oleh karyawan mereka yang berhenti bekerja secara tiba-tiba dan tidak bisa dihubungi tanpa pemberitahuan sama sekali.
Selain itu, terdapat sebuah penelitian lain yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationship (2018) menunjukkan kalau 1 dari 4 orang pernah di-ghosting oleh pasangan mereka dan 1 dari 5 orang pernah melakukan ghosting.
Tindakan ghosting ini paling sering ditemukan dalam hubungan pertemanan. Setidaknya, ada 1 dari 3 partisipan melaporkan pernah di-ghosting dan meng-ghosting orang lain.
Pertanyaannya ialah, mengapa orang melakukan ghosting?
Menurut Profesor Psikologi dari Winthrop University di Rock Hill, South Carolina Amerika Serikat, Tara Collins pada Kamis (18/8/2022), ghosting merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh orang lain untuk mengakhiri hubungan mereka.
Tindakan ghosting ini sebenarnya sudah ada sejak lama, akan tetapi karena adanya teknologi dan media sosial sehingga membuat perilaku tersebut menjadi sangat jelas dan terasa dampaknya.
Ghosting sendiri juga disebut merupakan perpaduan antara dua taktik dalam mengakhiri hubungan, yakni menghindar dan komunikasi termediasi.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Hidup Bisa Jaga Kesehatan Mental Lho! Bagaimana Caranya?
Kedua taktik tersebut memungkinkan seseorang untuk tiba-tiba mengurangi dan menghindari kontak dengan orang lain dan menggunakan pihak ketiga untuk mengutarakan keinginan mereka mengakhiri hubungan atau artinya tidak diungkapkan secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Ghosting adalah kombinasi dari teknik menghindar dan komunikasi termediasi. Anda menghindari bertemu dan berbicara dengan seseorang dan media sosial Anda adalah pihak ketiga yang mengatakan pada orang tersebut kalau Anda moved on," kata Collins dilansir dari LiveScience, Kamis (18/8/2022).
Kendati belum ada penelitian secara resmi mengenai dampak dari di-ghosting seseorang, namun banyak psikolog yang mengatakan jika tindakan ghosting dapat memicu otak untuk merasakan rasa sakit secara fisik.
Adapun beberapa penelitian juga melaporkan jika ghosting adalah cara yang paling menyakitkan dalam mengakhiri sebuah hubungan dan mereka lebih memilih untuk dikonfrontasi secara langsung.
Oleh sebab itu, apabila di-ghosting oleh seseorang, maka Collins menyarankan agar seseorang untuk segera move on. Hindari melihat media sosial pelaku ghosting.
Baca Juga: 3 Kebiasaan Toxic Yang Menghambat Perkembangan Diri, Yuk Hindari!
Jika sulit move on, Anda bisa juga mengonfrontasi pelaku ghosting dan mengatakan pada mereka kalau perilaku mereka tidak bisa diterima. Hindari juga untuk kembali berhubungan dengan pelaku ghosting, sebab dengan melakukan ghosting mereka telah menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi