Optika.id - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Rizal Ramli beranggapan tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM dengan selisih yang cukup tinggi, mengingat keadaan masyarakat yang baru pulih dari pandemi Covid-19.
Ia menyayangkan kebijakan ini lantaran harga internasional minyak mentah saat ini sedang turun, mencapai 87 dolar AS per barel atau sekitar Rp1,2 juta.
Baca Juga: Rizal Ramli Resmi Tutup Usia
Selain itu, ia juga mempertanyakan narasi yang berkembang saat ini yang menyebutkan kuatnya ekonomi Indonesia yang kontradiksi dengan kenyataannya.
"Ini kontradiksi dengan statement sebelumnya. Ekonomi Indonesia kuat, ekonomi Indonesia ada surplus dari kenaikan harga komoditi, kata Rizal Ramli dikutip dari Youtube Karni Ilyas Club, Kamis (8/9/2022).
Kok tadinya ngaku surplus ini, surplus itu, belakangan ngakunya tidak punya uang untuk tidak naikkan harga BBM, sambungnya.
Hal ini menurutnya mengurangi kredibilitas pemerintah, seolah-olah angka hanya dipilih untuk hal-hal yang menyenangkan saja.
Ia mengungkapkan baginya dan para ahli ekonomi lainnya, angka merupakan barang yang suci, sehingga jangan sampai angka berubah-ubah. Misalnya, jumlah subsidi yang disebut-sebut mencapai Rp502 triliun, menurut analisa tidak sampai kepada angka tersebut.
Ia kemudian memberikan alternatif lain untuk mencegah kenaikan BBM. Menurutnya, pemerintah perlu mengukur kemampuan masyarakat.
Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Pulau Rempang Mau Dibuat Pelabuhan Militer Angkatan Laut China
Alternatif pertama, ia mengaitkan dengan efisiensi Pertamina. Menurut Rizal Ramli, apabila efisiensi dinaikkan 20 persen saja, negara bisa berhemat sampai Rp100 triliun, sehingga pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alternatif kedua, banyak hal yang menurutnya bisa dipotong sementara, seperti pengeluaran pemerintah terhadap anggaran yang tidak efisien.
Ketiga, Rizal Ramli menyebutkan anggaran nomor satu pemerintah Jokowi adalah untuk membayar hutang yang menurutnya terlalu mahal.
Cicilan tahun ini mencapai Rp400 triliun, dengan bunga Rp405 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp805 triliun, yang mana jumlah tersebut lebih besar dari anggaran pendidikan dan anggaran infrastruktur.
Baca Juga: Pemerintah Tak Transparan, Honorer Jadi Korban
Rizal Ramli mengatakan banyak cara untuk menurunkan biaya bunga. Untuk itu, pemerintah perlu fokus untuk mengurangi biaya pokok dan bunga utang.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi