Data BPS Sebut Pengangguran Terbanyak Dari SMK, Ini Loh Alasannya

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Senin, 19 Sep 2022 17:57 WIB

Data BPS Sebut Pengangguran Terbanyak Dari SMK, Ini Loh Alasannya

i

wirausaha-sukses-sekolah-kejuruan

Optika.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Februari 2022 sebanyak 8,40 juta orang. Dari jumlah ini, lulusan SMK menjadi yang terbesar dibandingkan lulusan jenjang pendidikan lainnya.

Dilansir dari situs resmi BPS, data pengangguran yang dibagikan per Februari 2022 ini turun 350 ribu dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan yang sama. Jika dipersentase, TPT Februari 2022 sebesar 5,83 persen, turun sebesar 0,43 persen poin dibandingkan Februari 2021 dengan angka 6,26 persen.

Baca Juga: Menteri Ketenagakerjaan Klaim Angka Pengangguran Turun

Dari jumlah 8,40 juta pengangguran terbanyak berasal dari lulusan:

- lulusan SMK tercatat 10,38%

- lulusan SMA sebesar 8,35%.

- lulusan D-IV, S1, S2, S3 sebesar 6,17%

- lulusan diploma I/II/III sebesar 6,09%.

Alasan lulusan SMK belum bekerja

Menanggapi data tersebut, Ramliyanto Kepala Biro (Kabiro) Setdaprov Jatim mengatakan, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya lulusan SMK yang terdata dalam TPT tersebut. Menjadi wirausaha adalah salah satu tujuan dibentuknya SMK

Baca Juga: Serapan Tenaga Kerja Tak Imbang, Lembaga Pendidikan Perlu Bekali Siswa Agar Siap Kerja

Banyak juga lulusan SMK yang berwirausaha karena semasa SMK dibentuk untuk jadi entrepreneur. Tapi sayangnya itu tidak masuk hitungan BPS sebagai bekerja, tapi pengangguran, ujar Ramli dalam program Wawasan Suara Surabaya, Senin (19/9/2022)..

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun, banyak lulusan SMK sangat pilih-pilih pada pekerjaan yang ada. Selanjutnya banyak lulusan SMK yang punya sertifikasi profesi cenderung lebih memilih menunggu pekerjaan yang tepat sesuai kompetensinya dan bidang yang digemarinya,

Ia menambahkan, lulusan SMK yang memilih menunggu pekerjaan tadi, sejatinya banyak melakukan aktivitas produktif sesuai kompetensinya. Dia mencontohkan, banyak lulusan SMK tersebut yang bekerja secara freelance atau tidak terikat kontrak , dengan mengambil project-project tertentu.

Bahkan Ramli menyebut, jika saat ini Pemprov Jatim telah memfasilitasi sekitar dua ribu pekerja freelancer itu dengan program Milenial Job Center, karena banyak dari generasi tersebut yang menjadikan pekerjaan by project-nya sebagai penghasilan utama ketimbang mencari pekerjaan tetap/kontrak.

Baca Juga: Fenomena Gunung Es Masalah Lapangan Kerja dan Malapetaka Pengangguran Usia Muda

Tapi tetap, data dari BPS itu akan jadi evaluasi pemerintah, khususnya untuk penyesuaian jurusan sesuai kebutuhan dunia kerja yang ada saat ini, jelasnya.

Senada dengan Ramli, Nurul Indah Wakil Ketua Bidang K3 dan Produktivitas Kerja Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim menyebut, jika berwirausaha bukan berarti tidak bekerja. Selain itu, lulusan SMK tidak harus bekerja di sektor Industri, tapi juga ke dunia entertainment (industri hiburan).

Jadi definisi bekerja juga harus jelas. berwirausaha di rumah itu sebenarnya bukan berarti bisa disebut pengangguran, karena mereka juga punya pekerjaan sendiri. Itu juga bentuk inisiatif mereka untuk menciptakan lapangan kerja, ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU