Optika.id - Warsito selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK meminta kepada lembaga pendidikan agar sesegera mungkin membekali anak didiknya dengan keterampilan teknis dan berwirausaha. Hal ini dilakukan agar mengatasi minimnya serapan tenaga kerja.
Baca Juga: Menteri Ketenagakerjaan Klaim Angka Pengangguran Turun
Dia mengklaim pemberian keterampilan teknis dan berwirausaha sejak dini bagi pelajar bisa membuat mereka mandiri setelah lulus. Meskipun dia mengaku hal tersebut tidak menjamin mereka mendapatkan pekerjaan cepat ketika lulus sekolah. Namun, menurutnya hal ini perlu menjadi perhatian bersama sebagai upaya mengentaskan pengangguran untuk mencegah dampak buruk ekonomi nasional.
Kami selalu menyampaikan, ketika kita bicara tentang vokasi, maka kita tidak hanya berbicara tentang kualitas dan kemampuan pelajar dalam hal teknis saja, tetapi juga berbicara tentang kemampuannya dalam berwirausaha mengembangkan potensi yang mereka miliki, papar Warsito dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Dia memaparkan, ada sebanyak 3,5 juta angkatan kerja di Indonesia dan angka tersebut masih terus bertambah dari hari ke hari. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 1,8 juta lulusan pendidikan menengah yang sayangnya tidak tertampung oleh perguruan tinggi.
Warsito menyoroti bahwa permasalahan angkatan tenaga kerja ini harus menjadi atensi dan konsen pemerintah agar mereka bisa tertampung secara produktif. Salah satu upaya tersebut yakni melalui skema pendidikan dan pelatihan vokasi.
Maka dari itu, untuk mewujudkan hal tersebut dia mendorong berbagai pihak terkait agar bisa segera menuntaskan program pengembangan kapasitas angkatan kerja tersebut. Pasalnya, hingga bulan Juni 2023 kondisi actual demografi dan kebekerjaan penduduk Indonesia mencapai 275 juta jiwa. Bahkan, pada 2030 akan diprediksi menjadi 297 juta jiwa.
Baca Juga: Simak Tips Aman Bekerja di Luar Negeri Anti Tipu-Tipu dari Kepala BP2MI
Prediksi tersebut pun diperkuat dengan mayoritas penduduk Indonesia yang didominasi oleh Generasi Z alias Gen Z yang merupakan anak-anak kelahiran 1997 2012 dan generasi milenial yang lahir pada rentang waktu 1981 1996.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jumlah itu harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, karena generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, ujar Warsito.
Sebagai informasi, pada Agustus 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada rentang usia 15 24 tahun merupakan yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. TPT pada Agustus 2022 sebanyak 20,63%. Sementara itu, TPT pada kelompok umur 25 29 mengalami penurunan sebanyak 1,08ri yang sebelumnya 4,44% menjadi 3,36% saja.
Baca Juga: Fenomena Gunung Es Masalah Lapangan Kerja dan Malapetaka Pengangguran Usia Muda
Berdasarkan hal tersebut, Warsito mengimbau agar pihak-pihak terkait segera menyadarinya. Data tersebut juga bisa digunakan sebagai dasar untuk dapat membekali para lulusan agar mempunyai keterampilan teknis dan berwirausaha. Selain itu, bisa digunakan sebagai upaya dalam mengatasi angka serapan yang minim, dan mendorong kesempatan terciptanya lapangan kerja baru.
Pasalnya, jumlah antara penambahan angkatan kerja dengan serapan pasar kerja begitu timpang dan hanya berkisar 1,5 1,7 juta setiap tahunnya.
Ini harus menjadi perhatian serius. Ada 1,8 juta pelajar setiap tahun tidak dapat tertampung perguruan tinggi dan harus masuk ke pasar kerja. Sedangkan kompetensinya masih tergolong rendah, sementara kesempatan makin sempit akibat revolusi industri 4.0, pungkas Warsito.
Editor : Pahlevi