Optika.id - Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Pemilu 2024.
Pernyataan itu disampaikan Lamhot merespons nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang masuk dalam radar bursa calon presiden (capres) PKS di Pilpres 2024.
Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
Ia mengatakan bahwa Golkar telah membangun komunikasi dengan PKS sejak lama, meskipun belum menjalin kesepakatan untuk berkoalisi hingga sekarang.
Tetapi seiring dengan dinamisnya fluktuasi koalisi ini ya sampai hari ini memang belum ada keterikatan antara Golkar dan PKS, kata Lamhot kepada wartawan, Rabu (21/9/2022).
Sebagai parpol yang telah 10 tahun berada di luar pemerintahan, ia menilai, PKS menargetkan menang di Pemilu 2024. Atas dasar itu, menurutnya, maka PKS kemungkinan akan bergabung ke dalam KIB.
PKS punya target bahwa Pilpres yang akan datang mereka mengusung calon yang menang. Jadi mereka ingin berada di pemerintahan, dan mungkin juga sekaligus merapat bergabung dengan KIB, ujar Lamhot.
Ia mengakui bahwa PKS tengah melakukan penjajakan koalisi dengan NasDem dan Demokrat saat ini.
Namun, menurutnya, PKS akan merapat ke KIB karena KIB belum membahas pasangan capres dan cawapres hingga saat ini, meskipun Golkar telah memutuskan untuk mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres 2024.
Di sisi lain, dia bilang, NasDem kemungkinan bakal mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Demokrat akan mencalonkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Memang pada saat itu komunikasi antara PKS dengan Golkar agak terkendala ya, tapi dalam konteks KIB, Golkar kita tidak memaksakan walaupun di internal Golkar bulat ya. Tapi kemudian kami punya kesepakatan bahwa tahapan itu akan kita bahas di akhir, ujar dia.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Lamhot yakin, PKS pada akhirnya bakal gabung dengan KIB. Sebab, poros NasDem dan Demokrat menurut dia, tengah memaksakan capresnya masing-masing. Beda dengan KIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Demokrat masih memaksakan AHY, ya sementara PKS dan NasDem juga sudah punya pasangan masing-masing. Itulah kelemahan kalau parpol selalu mematok pasangan capresnya, ujar dia.
Sebelumnya, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menyatakan bahwa partainya memiliki tiga kriteria terkait tokoh yang akan dicalonkan sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Tiga kriteria itu yakni nasionalis-religius, memiliki peluang besar untuk menang, dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Menurutnya, sejumlah tokoh masuk dalam kriteria itu yaitu Anies, Airlangga, Menparekraf Sandiaga Uno, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, AHY, hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
Nasionalis-religius bisa Anies Baswedan, Sandiaga Uno, AHY, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, kata Mabruri.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi