Optika.id, Mojokerto - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah menyalurkan bantuan Pemerintah berupa Subsidi Gaji/Upah (BSU) tahap 3 Tahun 2022 kepada para pekerja di Kabupaten Mojokerto. Penyaluran BSU itu diberikan kepada 2.687 pekerja yang terdampak pandemi Covid-19 dan juga akibat kenaikan harga BBM.
"Akibat pandemi Covid-19, 29 juta pekerja terdampak PHK. Maka, dengan segala cara pemerintah berupaya untuk mencegah angka pengangguran salah satu dengan bantuan BSU ini," terang Menaker Ida, saat kunjungan di Mitra Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani Bahagia, Desa Pugeran, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jum'at, (30/9/2022).
Baca Juga: Kabar Baik! Tak Ada Lagi Upah Dibawah 2 Juta Per Bulan
Ida menegaskan, bahwa BSU itu merupakan anggaran dari APBN. Pengelolaan pemanfaatan BPJS itu untuk memberikan reward atau apresiasi bagi pekerja atau perusahaan yang sudah menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan.
"Jadi pemanfaatan BPJS itu bukan menggunakan uang BPJS Ketenagakerjaan, tetapi murni anggaran Pemerintah. Dan bantuan itu tidak langsung kita salurkan ke 14, 6 juta penerima, karena kita perlu memastikan bantuan sudah tepat sasaran. Saat ini sudah hampir 50%," tegasnya.
Dari data yang dihimpun, secara nasional Kemnaker telah menyalurkan BSU tahap 1 hingga tahap 3 kepada pekerja penerima BSU seluruh Indonesia sebanyak 7.077.550 (48,34%) dari total 14.639.675 penerima.
Sementara untuk Kabupaten Mojokerto hingga saat ini telah tersalurkan bantuan BSU sebanyak 31.307 (51,37%) pekerja dari total 60.943 pekerja penerima BSU di kabupaten Mojokerto.
Ida juga menjelaskan, saat ini Indonesia termasuk 1 dari 5 negara yang sukses mengendalikan Covid-19 . Hal itu merupakan kerja keras semua pihak termasuk pemerintah, swasta dan juga pemangku kepentingan lainnya. "Ini persoalan bersama harus digotong bersama-sama," katanya.
Baca Juga: Komisi B DPRD Lamongan Sebut BLT DBCHT Tak Tepat Sasaran
Meski demikian,Ida mengingatkan bahwa Pandemi Covid-19 belum selesai, dan justru saat ini negara dihadapkan dengan persoalan geopolitik perang Ukraina - Rusia yang berdampak pada ancaman krisis pangan dan energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sehingga Harga BBM kita diluar kemampuan APBN dan Pemerintah memutuskan untuk memberikan subsidi ini kepada masyarakat. Bantuan itu juga tidak hanya pekerja, tetapi kementerian sosial juga menganggarkan untuk kelompok di luar pekerja. Kemudian Pemerintah Daerah juga menyisihkan anggaran 2,5na transfer umum untuk bansos masyarakat," jelasnya.
Ia juga menceritakan, bahwa presiden beberapa hari lalu mengumpulkan menteri, gubernur, bupati dan walikota meminta agar menekan angka inflasi di wilayahnya.
"Dan alhamdulillah kita mampu mengendalikannya. Saat ini pertumbuhan ekonomi kita tertinggi di antara G20. Begitupun inflasi kita terkendali 4,4%. Di negara lain sudah di atas 2 digit. Contohnya turki mencapai 80%," tandasnya.
Baca Juga: Potret Desa Ketapanrame Mojokerto Sebagai Pemenang Desa Wisata Terbaik ADWI 2023
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi