Optika.id - Saat ini, masyarakat sudah mulai mawas terhadap kesehatan mental. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak ragu berkonsultasi ke psikolog demi menjaga kesehatan mental. Apalagi, saat ini layanan psikolog semakin mudah diakses berkat kemajuan dari teknologi.
"Pelayanan psikolog sekarang sudah macam-macam. Ada milik pemerintah, di klinik swasta, sejak pandemi juga menjamur banyak konseling online. Bisa diakses di mana saja, jadi manfaatkan," kata psikolog dari Universitas Indonesia, Marina Nurrahmani, dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Gen Z Enggan Terima Panggilan Telepon, Benarkah Kena Telephobia?
Menurut Marina, ada tiga hal yang perlu diobservasi untuk mengetahui seseorang dalam memerlukan layanan psikolog. Yakni pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
Jika seseorang mulai berpikir bahwa dirinya tidak mampu menjalani hidup serta mulai tidak fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan karena terlalu banyak yang dipikirkan, menurut Marina hal tersebut merupakan tanda bahwa dia perlu berkonsultasi ke psikolog.
Marina juga menjelaskan tanda-tanda lain seperti saat seseorang mudah tersinggung, cemas berlebihan, sedih, hingga kondisi fisik yang tidak nyaman seperti jantung berdebar, mual, pusing dan muntah.
Kemudian, apakah ada tingkah laku yang berbeda dari sebelumnya yang normal misalnya kurang motivasi melakukan kegiatan sehari-hari, mengisolasi diri, menutup diri dan tidak mau bertemu atau beraktivitas sosial, atau menunda sesuatu.
"Jadi seseorang harus mengobservasi tiga hal itu dan perlu ada kerendahan hati untuk mengakui bahwa saya perlu konsultasi ke profesional," ucapnya.
Baca Juga: Waspadai Tiga Kebiasaan Beracun yang Bisa Rusak Mental Diri Sendiri
Selain mengobservasi ketiga hal seperti pikiran, perasaan dan tingkah laku tersebut Marina mengatakan bahwa ada tiga hal lain yang perlu diperhatikan yakni frekuensi, durasi serta intensitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Marina mengatakan, apabila ada seseorang yang mengalami kondisi yang tidak biasa dalam durasi dua pekan atau lebih, dengan intensitas yang sering hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, maka dia sudah pasti membutuhkan bantuan profesional.
Ketika berkonsultasi ke psikolog, Marina juga mengimbau kepada pasien bahwa mereka harus bersedia mengungkapkan apa yang sedang dialami secara gamblang dan merefleksikan apa tujuan yang ingin dicapai setelah menjalani sesi konseling sehingga pasien bisa merasa terbantu.
"Kalau tidak, pengalaman dari saya jadinya pasif. Pasien kurang punya bayangan apa yang mau dilakukan, apa yang dia punya, apa yang dia tuju, apa yang dia mau dan mampu lakukan pada sesi konseling ini. Kalau enggak diungkapkan, ya, enggak akan ada perubahan. Kita enggak bisa mencapai tujuan kita juga," katanya.
Baca Juga: Mahasiswa Wajib Sadar, Ini 3 Faktor Penyebab Gangguan Mental Semasa Kuliah
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi