Generasi Sandwich dan Kiat Memutusnya Agar tak Akibatkan Krisis Keuangan

Optika.id - Tahukah kamu, apa itu generasi sandwich? Sama seperti roti sandwich, generasi ini adalah generasi dari seseorang yang posisi finansialnya terhimpit antara dua generasi yang tidak produktif dari generasi atas dan bawah, yaitu orang tua dan anak.

Istilah ini diperkenalkan oleh Dorothy A Miller pada tahun 1981. Ia adalah seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat. Generasi ini memiliki kelompok usia matang di kisaran 30 hingga 50 tahun.

Jenis-jenis generasi sandwich juga beragam, karena mereka bisa saja menanggung biaya saudara kandung, mertua, hingga saudara lainnya. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang terjebak pada generasi sandwich. Salah satunya adalah persiapan dana pasca pensiun yang kurang baik.

Orang tua yang tidak mempersiapkan dana pensiun jadi faktor salah satunya. Ada juga yang sudah berusaha menyiapkan dana pensiun, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya proteksi, seperti asuransi. Selain itu bisa juga karena persiapan dana pendidikan yang kurang baik, sebut perencana keuangan, Sayoga Prasetyo, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (18/10/2022).

Berada pada generasi sandwich memang tidak mudah dan menjadi beban tersendiri bagi yang menjalaninya. Terlebih, jika penghasilan yang diperoleh setiap bulannya tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, serta mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan generasi sandwich dibandingkan yang bukan generasi sandwich.

Tapi dengan pengelolaan keuangan yang baik, bukan tidak mungkin mata rantai generasi sandwich ini dapat diputus. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk memutus rantai generasi sandwich yang efektif agar tidak sampai membuat krisis keuangan? Ini beberapa di antaranya, Selasa (18/10/2022):

Analisis dan kelola keuangan dengan baik

Kamu harus bisa mengelola keuangan dengan memperhatikan pemasukan dan pengeluaran dengan teliti. Kamu juga harus lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang karena kamu harus jeli dalam membaginya secara merata kepada keluarga inti seperti anak dan istri, serta orang tua atau saudara yang kamu tanggung sesuai budget yang mereka butuhkan.

Miliki jiwa pekerja keras dan mindset positif

Berada pada fase generasi sandwish memang tidak mudah tapi dengan semangat dan mindset positif, kamu pasti bisa melewati masa itu dengan baik melalui ketekunan, kerja keras, serta konsistensi dalam mengembangkan karir. Hal ini supaya kamu dapat meraih finansial yang seimbang untuk kebutuhan sehari-hari hingga di masa tua nanti.

Mandiri secara keuangan pasca-pensiun

Salah satu kunci dari memutus rantai generasi sandwich adalah mempersiapkan diri agar mandiri secara keuangan pasca-pensiun. Certified Financial Planner, Annisa Steviani mengatakan bahwa generasi sandwich harus bisa mengubah kebiasaan untuk lebih giat menabung dan mulai investasi.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Annisa, dalam acara Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS) sesi Generasi Sandwich: The Impact and How to Handle It, generasi milenial dan generasi Z saat ini lebih diuntungkan dengan perkembangan informasi yang jauh lebih baik dibandingkan generasi orang tua karena informasi mengenai perencanaan keuangan, produk tabungan hingga investasi, mudah didapatkan saat ini.

Cari tambahan pemasukan

Pengeluaran seseorang yang masuk kategori generasi sandwich memang terbilang lebih besar karena ada double kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika sudah berusaha menghemat pengeluaran namun pekerjaan utama masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan secara menyeluruh. Maka tidak ada salahnya untuk mencari tambahan pemasukan seperti menjadi reseller atau pekerjaan-pekerjaan freelance lainnya.

Itulah beberapa tips yang bisa kamu terapkan sebagai generasi sandwich agar semua kebutuhan dapat tercukupi secara merata dan tak sampai akibatkan kantong keuanganmu mengalami krisis. Penerapannya mungkin terasa cukup berat tapi dengan keyakinan dan optimisme dan kerja keras kamu pasti akan sampai pada puncak kesuksesan finansial yang kamu dambakan.

Reporter: Leni Setya Wati

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi