Apakah Ada WNI yang Jadi Agen Mossad?

author Seno

- Pewarta

Kamis, 20 Okt 2022 13:26 WIB

Apakah Ada WNI yang Jadi Agen Mossad?

i

Screenshot_20221020-062150_Docs

[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Ketika kita di Indonesia ini menerima kejutan berita berturut-turut soal kasus pembunuhan yang dilakukan Irjen Sambo, kematian lebih dari 130 orang pendukung Arema di Malang dan penangkapan Kapolda Jawa Timur yang baru Irjen Teddy Minahasa karena diduga terlibat penjualan barang bukti narkoba; di negeri jiran kita Malaysia ada berita kejutan tentang warga Malaysia yang ditangkap karena menjadi agen mata-mata lapangan dinas rahasia Israel Mossad.

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Berita tentang mata-mata Israel itu muncul di media Malaysia maupun internasional termasuk koran-koran Israel yang memberitakan Mossad Israel merekrut tentara bayaran Malaysia yang melakukan operasi rahasia untuk menculik seorang pria Palestina di Kuala Lumpur bulan lalu, menimbulkan pertanyaan tentang jangkauan rezim Zionis dalam upayanya untuk menghentikan musuh di seluruh dunia. Salah satu surat kabar Malaysia menulis judul berita yang membuat pembacanya terheran-heran karena menyebutkan bahwa lembaga intelijen Israel Mossad itu merekrut warga Melayu Muslim menjadi agen mata-matanya.

The New Straits Times melaporkan bahwa sekelompok warga Malaysia ditugaskan untuk menculik seorang programmer komputer Palestina yang diyakini Israel bekerja untuk Hamas. Belakangan ternyata mereka mungkin telah menculik orang Palestina yang salah, hanya satu dari beberapa kesalahan ceroboh yang dilakukan oleh operator berbayar ini.

Para agen mata-mata yang melakukan penculikan itu mungkin memiliki miskomunikasi dengan bosnya di Israel dan membiarkan seorang Palestina lainnya pergi yang kemudian melaporkan pada aparat keamanan tentang penculikan itu lengkap dengan info detail misalkan jenis dan nomor kendaraan penculik. Laporan itu mengatakan mereka telah menghentikan dua pria Palestina di dekat sebuah mal di Jalan Yap Kwan Seng pada tanggal 28 September 2022 lalu, sebelum menyerang salah satu dari mereka, Omar ZM Albelbaisy Raeda yang berusia 31 tahun. Para penculik yang disewa kemudian membawa Omar pergi, memperingatkan temannya untuk tidak ikut campur. identitas temannya tidak segera jelas.

Dari informasi yang didapat polisi kemudian melacak para penculik itu di Selangor, di mana para penculik tersebut sedang melakukan sesi interogasi dengan melakukan penyiksaan sambil mendengarkan instruksi dari bos Israel mereka melalui panggilan video. Polisi menggerebek ruangan di tengah interogasi dan menangkap sekitar selusin pria yang diyakini telah disewa oleh Mossad.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Insiden itu mengingatkan pada serangan 2018 terhadap seorang aktivis Palestina terkemuka, Fadi al-Batsh, yang ditembak mati di Kuala Lumpur oleh dua penyerang yang diyakini sebagai agen Mossad. Israel sering melakukan operasi militer terselubung terhadap warga Palestina di luar negeri. Tahun lalu, laporan yang mengutip televisi Israel mengatakan Israel telah memerintahkan dinas rahasianya Shin Bet dan Mossad "untuk melenyapkan pejabat tinggi Hamas di dalam dan di luar negeri", menyebut Malaysia bersama Iran, Turki, dan Qatar sebagai negara yang membantu Hamas. Mossad menganggap Malaysia telah menjadi "front digital" Hamas dalam serangan siber yang terakhir terhadap kepentingan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Datuk Anwar Ibrahim mantan Perdana Menteri Malaysia di akun video Youtube nya meminta penjelasan kepada pemerintah Malaysia terutama menteri dalam negeri dan menteri pertahanan tentang kenapa lembaga mata-mata Israel yang itu adalah musuh negara Malaysia bisa bebas beroperasi di Malaysia; malahan merekrut warga negara mereka menjadi agen lapangan. Datuk Anwar Ibrahim juga mengingatkan insiden tahun 2018 tersebut yang terjadi pada jaman pemerintahan Perdana Menteri Najib

Operasi intelijen suatu negara dinegara lain itu adalah hal yang lumrah karena negara memerlukan informasi lengkap tentang apapun kejadian di suatu negara. CIA Amerika Serikat, MI6 Inggris, FSB Rusia, Mossad Israel dsb adalah lembaga intelijen negara yang melakukan operasi intelijen di negara lain. Operasi mereka tidak hanya mengumpulkan dan menganalisa informasi, namun kadang juga melakukan penculikan dan pembunuhan.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Indonesia sebagai negara yang terbuka tentu tidak bisa menghindari kehadiran para agen mata-mata dari berbagai lembaga intelijen negara lain tersebut. Bahkan ada berita jaman Orde Baru dulu meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel - bahwa Mossad Israel pernah melatih intelijen Indonesia. Pertanyaannya apakah ada WNI kita yang bersedia berkhianat kepada negara dengan menjadi agen mata-mata asing untuk merusak citra negara dan bahkan melakukan operasi kotor seperti pembunuhan? Lembaga intelijen Indonesia BIN tentu tahu jawabannya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU