Dibanding Generasi Terdahulu, Generasi Z Berpotensi Redam Polarisasi Pemilu 2024

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 27 Okt 2022 21:34 WIB

Dibanding Generasi Terdahulu, Generasi Z Berpotensi Redam Polarisasi Pemilu 2024

Optika.id - Sebagian dari Generasi Z (Gen Z) yang lahir antara tahun 1995 2012 nantinya akan menjadi pemilih pada gelaran Pemilu tahun 2024 mendatang. Keterlibatan Gen Z dalam hajatan lima tahun sekali ini dinilai cukup krusial.

Berdasarkan pantauan big data Drone Emprit menyebutkan jika peran Gen Z diprediksi bakal signifikan sebab Gen Z bisa menjadi peredam potensi polarisasi akibat narasi politik menjelang Pemilu 2024.

Baca Juga: Pak Yes: Karir Jadi Nilai Penting untuk Generasi Muda

"Generasi Z ini tidak sepenuhnya menyepakati narasi-narasi yang diangkat oleh seniornya (Milenial dan Generasi X), kalau saya lihat lebih kritis terhadap informasi," kata Lead Analyst Drone Emprit Rizal Nova Mujahid ketika dihubungi, Kamis (27/10/2022).

Gen Z dengan rentang usia antara 13 hingga 23 tahun menurut Rizal ketika memantau peta percakapan di media sosial cenderung tidak mengikuti narasi yang dibangun oleh generasi milenial (25 34 tahun) dan generasi X (41 56 tahun) menjelang Pemilu 2024.

Berdasarkan pada pemantauan Drone Emprit selama tiga bulan terakhir pada tahun 2022 ini, yang mendominasi medsos perbincangan politik generasi milenial saat ini belum mengarah pada adu gagasan atau program. Yang nampak dilakukan generasi milenial masih seputar penyerangan terhadap pribadi tokoh politik dengan isu suku agama, ras, dan antargolongan (SARA) seperti saat Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2019.

Adapun tokoh yang paling dominan diperbincangkan, menurut Rizal, mengerucut pada tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

"Enggak ada narasi yang lain, polanya masih sama, mengarah ke orangnya, serangan ke personal, dan bukan serangan kepada program," kata dia.

Melihat hal seperti itu, Rizal menganggap jika pola narasi yang diberikan Generasi Milenial di medsos masih berpotensi untuk memicu polarisasi atau memecah belah masyarakat menjelang pemilu nantinya.

"Sebenarnya polarisasi bukan sudah terpetakan, tapi sudah terjadi. Kami melihat polarisasi sudah lama berjalan dan masih berjalan," ujarnya.

Baca Juga: 3 Penyebab Asam Urat yang Sering Terjadi pada Anak Muda

Oleh karena itu, Gen Z yang mempunyai persentase tinggi pengguna medsos yang mencapai 8,2% (13-17 tahun) sampai 11,6% (18-24 tahun) dengan karakter yang kritis, perlu terus diarahkan dan didorong untuk meredam polarisasi, apalagi menjelang tahun pemilu dengan hawa yang lebih panas dari biasanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Saya berharap banyak pada Generasi Z ini karena mereka terbiasa dengan gadget, terbiasa ngecek informasi yang ada, berbeda dengan Generasi Milenial," jelasnya.

Selain itu, Rizal juga menjelaskan jika terjadi perbedaan dengan platform medsos yang digunakan oleh Gen Z. jika generasi pendahulunya (generasi milenial dan generasi X) lebih banyak menggunakan platform Facebook, maka Generasi Z lebih dominan menggunakan Instagram, Twitter, dan TikTok sebagai media percakapan baru.

Sebagai platform baru, ujar Rizal, TikTok memiliki penambahan pengguna yang signifikan setiap bulannya, dengan berbagai konten bertema politik yang tidak kalah banyak.

Baca Juga: Oposisi Memang Berat Mas AHY, Demokrat Takkan Kuat, Biar Rakyat Saja

"Saya kira di 2024 itu akan ada 'medan perang' baru dan di medan 'perang baru' itu akan diisi oleh generasi yang lebih kritis terhadap informasi. Saya berharap kepada Generasi Z, agar politik di Indonesia ke depan menjadi politik yang lebih sehat narasi dan diskusinya," tuturnya.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU