Ridwan Kamil Siap Gabung Partai Politik

author Seno

- Pewarta

Jumat, 08 Okt 2021 16:33 WIB

Ridwan Kamil Siap Gabung Partai Politik

i

images (92)

Optika, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan siap bergabung dengan partai politik. Rencananya, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengumumkan keputusannya pada pertengahan 2022.

"Saya masih istikharah, terus terang kalau lanjut gubernur juga periode kedua, mungkin posisinya sudah berpartai juga. Partai mana? Mungkin di 2022 akan saya sampaikan. Istikharah mana yang pas dulu," ucap Emil, Jumat (8/10/2021).

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Seperti diketahui, Kang Emil masuk ke bursa Pilwalkot Bandung dan Pilgub Jabar melalui jalur non partai. Kendati begitu, ia mendapatkan sokongan dari sejumlah partai pengusung dan pendukung di dua pesta demokrasi tersebut.

Jelang Pilpres 2024, muncul berbagai survei yang memunculkan nama Kang Emil sebagai salah satu kandidat calon presiden. Meski begitu, sejumlah pengamat politik beropini jika langkah Kang Emil bakal berat bila melaju ke 2024 tanpa mengendarai mesin partai.

Ia pun dalam berbagai kesempatan menemui sejumlah ketua umum partai politik, pertemuan mereka menimbulkan beragam opini publik. Terbaru adalah pertemuan Emil dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan di Nusa Dua, Bali.

"Saya kan prinsipnya dalam politik prinsipnya harus menjaga hubungan baik ke semua pihak. Saya bertemu dengan pak AHY, pak Airlangga hampir semua ketua partai juga pernah silaturahmi. Kemarin PAN mengundang di Bali, minggu depan diundang PPP di Semarang, intinya saya menghormati undangan. Memang tak bisa dihindari ya kalau acara politik, partai politik, selalu ada pertanyaan yang mengarah ke 2024 (Pilpres)," tutur Emil.

Kedekatan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi sorotan belakangan ini. Usai saling bertukar hadiah di Bali, Ketum PAN Zulkifli Hasan pun mengaku kepincut dengan sosok pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.

Riskan Bergabung dengan PAN

Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!

Sementara itu, peneliti Magnum Opus Research & Political Consulting Iman Soleh mengatakan terlalu riskan bagi Kang Emil untuk maju ke bursa Pilpres bila dari PAN. Pasalnya, saat ini ada dua pekerjaan rumah yang harus dihadapi PAN mulai dari rendahnya elektabilitas hingga gesekan dengan Partai Ummat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Kalau bicara siapa yang diuntungkan, PAN merasa beruntung dengan hadirnya kang Emil di beberapa acara itu kan dibawa Bima Arya yang kebetulan figurnya mewakili PAN. PAN sedang mengalami konflik internal elitnya berseteru dengan pak Amin Rais. PAN juga baru bergabung dengan koalisi pemerintah jadi bisa dikatakan PAN agak terlambat dalam mencari keuntungan secara politik," ujar Iman, Kamis (7/10/2021).

Namun, Iman bilang kehadiran Kang Emil justru akan memberikan keuntungan bagi PAN, yakni meningkatkan popularitas partai tersebut. Selain itu, PAN juga perlu tokoh yang moncer secara nasional untuk meningkatkan elektabilitasnya.

"Dalam suatu acara beliau katakan siap Pilpres, tapi beliau tidak mengatakan berangkat dari PAN untu dicalonkan ke RI 1. Kalau Kang Emil berpikir strategis berangkat dari PAN untuk RI 1 saya pikir terlalu riskan bagi Kang Emil untuk ambil keputusan itu," ujarnya.

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

"Kenapa? PAN sedang menghadapi konflik internal. Elektabilitas juga PAN kritis. Sehingga kalau pilih kenapa harus di PAan. Kenapa tidak di partai yang elektabilitasnya lebih tinggi, andai kalau bersama PAN tentu harus mencari partai lain untuk mendongkrak lebih tinggi," ucapnya.

Iman juga menyoroti elektabilitas Kang Emil yang masih belum stabil di lembaga-lembaga survei. Sosoknya masih saling salip dengan Menparekraf Sandiaga Uno atau Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Berbeda dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo atau Prabowo yang stabil di posisi top.

"Ini waktu semakin bergulir belum ada elektabilitas yang settle. Selama ini Prabowo, Ganjar, Anies kadang kang Emil muncul kadang enggak (di posisi atas). Kalau misal Kang Emil ambil alternatif dengan partai yang lebih besar, kemungkinan akan menjadi alternatif karena partai tersebut sudah memiliki tokoh," ujar Iman. (Zal)

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU