Pengamat Prediksi Hubungan Nasdem dan Jokowi Tak Baik-Baik Saja

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 28 Okt 2022 20:53 WIB

Pengamat Prediksi Hubungan Nasdem dan Jokowi Tak Baik-Baik Saja

i

presiden-joko-widodo-jokowi-di-pasar-angso-duo-jambi-pada-ii-2wdn

Optika.id - Pengamat Politik dari LIMA Indonesia, Ray Rangkuti, yakin bahwa akan ada keretakan hubungan antara Partai Nasdem dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai buntut pencapresan Anies Baswedan yang hanya tinggal menunggu waktu.

Menurut Ray, dia menjelaskan ada lima alasan keretakan hubungan keduanya bukan isapan jempol belaka. Sebab, tanda-tandanya sudah ditunjukkan Jokowi usai deklarasi tersebut. Kendati, Surya Paloh menampik kabar keretakan hubungan itu.

Baca Juga: NasDem Tidak Mau Masuk Kabinet Prabowo, Meskipun Bukan Oposisi

"Ini soal waktu aja. Apakah sekarang atau nanti di akhir 2023. Tapi paling lama itu Februari 2023, itu akan kelihatan retaknya," kata Ray di diskusi Para Sybdicate, Kamis (27/10/2022).

menurutnya, yang pertama yakni Jokowi sempat menolak untuk memberi tanggapan deklarasi tersebut ketika ditanyai oleh awak media tak lama usai kejadian tersebut. Kala itu, Jokowi masih bungkam dengan alasan masyarakat masih berduka usai insiden Kanjuruhan, Malang, beberapa hari sebelumnya.

"Itu jawaban yang sebetulnya sangat dalam dengan mengaitkan situasi politik dengan bencana. Yang saat itu tengah terjadi di Kanjuruhan, Malang," kata Ray.

sementara alasan yang kedua yakni PDIP bereaksi keras soal deklarasi Anies oleh Partai Nasdem. Menurutnya, reaksi dari partai berlambang banteng tersebut juga berhubungan dengan Jokowi sebab beberapa hari sebelumnya Jokowi sempat bertemu dengan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri pada 8 Oktober yang lalu di Batu Tulis, Bogor.

Alasan ketiga menurut Ray yakni Jokowi sempat memberi tanda dan memastikan dirinya bakal kembali merombak jajaran kabinetnya. Jokowi, ujar Ray, selama delapan tahun belakangan selama menjadi presiden tak pernah terang-terangan memastikan bakal merombak kabinet.

Dalam beberapa kali kesempatan, Jokowi biasanya tak secara eksplisit menyatakan reshuffle.

Baca Juga: NasDem Jatim Gelar Rakorwil: Panaskan Mesin untuk Kemenangan Khofifah-Emil

"Tapi ketika ditanya oleh kawan-kawan media beberapa hari setelah deklarasi itu, beliau dengan tegas mengatakan iya akan saya reshuffle," ucap aktivis '98 itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

yang keempat, adalah pernyataan Jokowi saat menghadiri HUT Golkar ke-58 di ji-Expo Kemayoran beberapa pekan yang lalu. Jokowi saat itu meminta agar Golkar dan KIB tidak perlu buru-buru mendeklarasikan calon presiden yang bakal mereka usung.

Terakhir, bahasa tubuh Jokowi saat menolak pelukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh masih di acara yang sama. Keduanya diketahui ikut hadir di puncak HUT Golkar. Jokowi terlihat menghindar saat hendak dipeluk Paloh.

"Cukup lima bahasa tubuh dan lisan menandakan bahwa situasi batin Pak Jokowi dalam kondisi yang betul sangat merasa terpukul dengan deklarasi oleh NasDem itu," jelas Ray.

Baca Juga: Jika PDIP Bersama Anies, Pilpres 2029 Bisa Jadi Hadirkan Calon yang Kuat!

Namun begitu, Ray menilai ketidaksukaan Jokowi pada deklarasi itu bukan menolak Anies sebagai capres. Namun, deklarasi itu dianggap akan meningkatkan intensitas politik di waktu yang tidak tepat.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU