Optika.id - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai jika Prabowo Subianto berduet dengan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tidak ideal jika dipasangkan dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Jika nantinya pasangan Prabowo Cak Imin dideklarasikan, jelas Jamiluddin, maka kesan politik yang muncul adalah jodoh yang dipaksakan.
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang
"Prabowo dan Cak Imin dilihat dari elektabilitasnya seperti bumi dan langit. Elektabilitas Prabowo sangat tinggi, sementara Cak Imin antara ada dan tiada," jelas Jamiluddin dalam keterangannya kepada Optika.id, Senin (31/10/2022).
Berdasarkan analisis dari Jamiluddin, elektabilitas Cak Imin diprediksi tidak akan mengalami peningkatan signifikan lagi. Oleh karena itu, Cak Imin tidak dapat membantu untuk mengerek elektoral Prabowo Subianto jika keduanya disandingkan.
Artinya, jika Prabowo dipasangkan dengan Cak Imin nanti, maka peluang Prabowo untuk menang dan mencicipi kursi RI 1 bakal kecil, bahkan tertutup lagi untuk kesekian kalinya.
"Tentu hal itu akan menyakitkan bagi Prabowo untuk yang keempat kalinya," ujarnya.
Baca Juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025
Di sisi lain, sisi kapasitas finansial Cak Imin menurut Jamiluddin pun juga terbatas. Padahal, biaya untuk mencalonkan diri dan terlibat pesta demokrasi lima tahunan tersebut sangat besar. Diperkirakan, minimal memerlukan dana Rp10 triliun untuk cost Pilpres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Tentu cak Imin tak memiliki finansial sebesar itu. Karena itu, Cak Imin juga lemah dari sisi finansial," kata Jamiluddin.
Reporter: Uswatun Hasanah
Baca Juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi