Ahok Puji Heru Budi, Politisi Demokrat: Gubernur Give Away Saling Puji

author Seno

- Pewarta

Selasa, 08 Nov 2022 02:26 WIB

Ahok Puji Heru Budi, Politisi Demokrat: Gubernur Give Away Saling Puji

i

images (52)

Optika.id - Politisi Partai Demokrat, Taufik Rendusara turut berkomentar terkait pujian Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memuji kinerja Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Dia menyindir pujian yang diberikan Ahok kepada Heru. Menurutnya, kedua pejabat nomor satu di DKI Jakarta itu sama-sama Gubernur Give Away.

Baca Juga: PDIP Sebut Kantongi Beberapa Nama untuk Pilkada DKI Jakarta

"Gubernur give away muji gubernur give away," kata Taufik di akun Twitter @TRendusara seperti dikutip Optika.id, Senin (7/11/2022).

Sebenarnya, Anies akan mencabut Peraturan Gubernur (Pergub) penggusuran yang dibuat di era Ahok berkuasa di Ibu Kota.

Akan tetapi, Heru Budi yang kini memimpin Jakarta melakukan evaluasi.

Ahok pun menyebut bahwa yang sebenarnya terjadi bukan penggusuran, melainkan memindahkan penduduk ke rumah susun (Rusun).

"Sebetulnya lebih tepatnya itu bukan penggusuran tapi tergantung kamu dari sisi mana lihatnya kalau bagi pemda Kenapa kita telat lakukan itu karena kita tunggu rumah susunnya jadi, ujar Ahok dikutip dari channel Youtube salah satu tv swasta, Senin (7/11/2022).

Diketahui, Heru Budi Hartono akan mengevaluasi Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 207 Tahun 2016 yang diterbitkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Ia mengatakan akan melakukan pembahasan soal permohonan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengajukan pencabutan Pergub Penggusuran.

"Nanti saya tanya Biro Hukum ya. Nanti kita lihat, saya tanya dulu Biro Hukum. Ya kita bahas ya, saya belum tahu kan. Maksudnya tahu tetapi nanti detailnya kan kita bahas dengan Biro Hukum," ujar Heru, Jumat (4/11/2022).

Harusnya Lanjutkan Program Kerja Anies

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono seharusnya melanjutkan dan menyempurnakan program kerja Anies Baswedan.

Baca Juga: Surya Paloh Lakukan Komunikasi dengan Anies untuk Pencalonan Gubernur DKI Jakarta

Apa yang belum diselesaikan Anies, harus diselesaikan, apa yang sudah bagus, dilanjutkan. Bukan menghajar, mengganti orang-orang Anies seenaknya. Ini menandakan bahwa dia tidak berjiwa besar, kata Ujang pada Optika.id, Senin (7/11/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ujang menilai Heru masih belum paham dengan isu dan persoalan Jakarta. Salah satu yang menjadi sorotan, yaitu soal kepemimpinan Heru yang mencopot Dirut MRT Jakarta Mohamad Aprindy yang mendadak. Ujang menduga Aprindy dicopot karena dia adalah orang Anies Baswedan.

Dirut MRT Jakarta, misalkan tanpa dievaluasi terlebih dahulu, tanpa dilihat kesalahannya dulu, belum lama Heru dilantik, lalu dicopot, ujarnya.

Sebelum mengambil keputusan, sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru seharusnya melihat kondisi di lapangan, banyak berdialog dan berdiskusi, sehingga tidak menimbulkan stigma di masyarakat.

Jadi, ke depan, mestinya Heru melihat dulu kondisi situasi birokrasi seperti apa, BUMD seperti apa, warga/masyarakat seperti apa. Menyerap aspirasi dulu, mendengarkan dulu, lalu menjelasakan persoalan-persoalan yang ada, satu-persatu, kata dia.

Menurutnya, jika Heru mengerti dan paham soal Jakarta, maka penyelesaian yang dilakukannya menjadi solusi bukan kontroversi.

Baca Juga: Soal Pilkada DKI, Pengamat: Apakah Anies Akan Nganggur?

Soal kepemimpinan, saya melihat seperti itu. Artinya, dia tidak paham persoalan-persoalan Jakarta kalau tahu persoalan Jakarta, maka penyelesaian dilakukan secara bagus, baik, secara smart, cerdas, sehingga kebijakan-kebijakan diambil adalah solusi terbaik bagi Pemprov maupun warga Jakarta bukan kontroversi yang dihasilkan, tukasnya.

Oleh karena itu, ia menilai kepemimpinan Heru Budi Hartono ugal-ugalan, tidak terkonsep, dan tidak jelas. Birokrasi juga dirotasi. Ini menandakan bahwa kepemimpinannya ugal-ugalan, tidak terkonsep, tidak jelas. Semestinya, birokrasi, BUMD, itu kan dicek dulu, dinilai dulu, dilihat dulu, dievaluasi dulu secara menyeluruh apa kekurangannya, apa kelebihannya, untung atau rugi, pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU