Hasto Tolak Analogi Perumpamaan Soekarno Mirip Anies, Demokrat: Tunjukkan Kurangnya Daya Imajinasi

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 12 Nov 2022 01:44 WIB

Hasto Tolak Analogi Perumpamaan Soekarno Mirip Anies, Demokrat: Tunjukkan Kurangnya Daya Imajinasi

i

images (6)

Optika.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menolak analogi perumpamaan Soekarno, Muhammad Hatta, dan Sutan Sjahrir mirip Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ahmad Heryawan (Aher). Elite Partai Demokrat Kamhar Lakumani pun menyindir balik Hasto.

"Tanggapan Bung Hasto menunjukkan minim atau kurangnya daya imajinasi yang dimiliki," kata Kamhar dalam keterangannya, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga: Usai Mendaftar Lewat PDIP, Eri-Armuji Merapat ke PKB

Kamhar mengatakan perumpamaan itu harus dilihat secara konstektual yakni dari sisi kolaborasi dan sinergi untuk menemukan jalan keluar dari persoalan yang ada demi mewujudkan cita-cita bangsa.

"Tiga serangkai ini mesti dimaknai sebagai 'semangat' secara kontekstual. Sukarno-Hatta dan Sjahrir sebagai tiga serangkai, tanpa mengesampingkan jasa-jasa para pahlawan dan pendiri bangsa lainnya mampu membangun kolaborasi dan sinergi untuk menemukan jalan keluar mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama yakni kemerdekaan dari penjajah dan antek-anteknya," ujarnya.

Kamhar mengatakan persoalan yang terjadi saat ini dengan dulu hampir serupa meski dia mengetahui hal itu tidak bisa disamakan. Kamhar menyebut persoalan itu masih terjadi hingga saat ini.

"Situasi yang hampir serupa meski tak sama saat ini tengah dihadapi sebagai bangsa, negara kita kaya raya namun masih banyak kemiskinan, penggangguran naik dan banyak PHK tapi tenaga kerja aseng dipertambangan terus meningkat. Pemimpinnya dipilih secara demokratis namun demokrasi dikekang, praktik pembajakan demokrasi sering dipertontonkan oleh lingkar dalam kekuasaan," ujarnya.

"Janji-janji tak kunjung ditunaikan malah utang semakin menumpuk, tertinggi sepanjang sejarah. Ironisnya lagi tanpa malu menakut-nakuti rakyat yang belum juga usai keresahan dan kesusahannya akibat terpaan pandemi Covid-19 dengan resesi ekonomi 2023 yang terbungkus kepentingan penundaan pemilu. Praktek pembodohan dan 'penjajahan' ini yang mesti dilawan," lanjut Kamhar.

Karena itulah, Partai Demokrat, NasDem, dan PKS memperjuangkan koalisi perubahan dengan menghadirkan 3 sosok sebagai figur yang diharapkan membawa perubahan. Kamhar menilai ketiga tokoh itu mampu memperbaiki tatanan baru pasca rezim Jokowi.

Baca Juga: Gayus PDIP: Semoga Gugatan Diterima Agar Pelantikan Batal

"Aspirasi perubahan dan perbaikan atas situasi ini yang ditangkap Partai Demokrat, NasDem dan PKS untuk diperjuangkan melalui 'Koalisi Perubahan'. Anies-AHY-Aher kebetulan menjadi figur personalnya. Koalisi Perubahan bukan semata soal struktur presiden dan wakil presiden, tetapi tatanan baru pasca rezim Presiden Jokowi untuk merapikan ulang republik, menjemput keadilan sosial yang menjadi khidmat kita bernegara," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, Hasto merespons suara kader Partai Demokrat yang menyamakan Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan dengan trio Sukarno, Moh. Hatta, dan Sutan Sjahrir. Hasto menekankan ketiganya sangat jauh dengan para pahlawan RI tersebut.

"Ya nggak samalah, jauh," tegas Hasto saat dimintai tanggapan oleh wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/11/2022).

Hasto bahkan memastikan perbedaan itu ada pada berbagai aspek. Salah satunya, kata dia, kemampuan mengarahkan bangsa dan negara.

Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma

"Ya banyak (perbedaan), aspek semangat dedikasi bagi bangsa negara, kepeloporannya, ide pemikiran bagi bangsa negara, gagasan ajaran bagi bangsa negara, semangat bela negaranya, daya juangnya, kemampuan memberi direction bagi bangsa negara, berbeda," jelasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU