Seberapa Efektif Jubir Milenial dalam Dongkrak Suara Partai?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 22 Nov 2022 21:27 WIB

Seberapa Efektif Jubir Milenial dalam Dongkrak Suara Partai?

i

jubir milenial

Optika.id - Partai-partai politik saat ini mulai ancang-ancang mencari cara untuk mengerek elektabilitas perolehan suara guna menyongsong Pemilu 2024. Salah satu strategi yang dilancarkan yakni dengan menggaet kalangan milenial dan juga artis sebagai juru bicara partai.

Dalam dua pekan belakangan, sudah ada dua partai politik yang menggunakan strategi tersebut yakni Partai Gerindra dan PKB yang memamerkan kaum milenial yang dijadikan juru bicara (jubir) partainya.

Baca Juga: Gerakan “Asal Bukan Prabowo”: Bukan Fenomena Baru, Berdampak Pada Elektoral?

Partai Gerindra terlebih dulu mengenalkan tenaga ahli Fraksi Gerindra di DPR RI sebagai Jubir milenialnya para Rabu (9/11/2022) yang lalu, yakni Dinar Ajeng. Dinar Ajeng ditunjuk untuk mendampingi Budisatrio Djiwandono. Terbaru, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kembali menunjuk sosok milenial sebagai juru bicara pemenangan pemilu partai tersebut, yaitu Ryzkyfirmansyah.

Seolah tak ingin ketinggalan, PKB pun turut mengenalkan jubir mudanya pada Sabtu (12/11/2022) silam. Ada enam kawula muda sekaligus yang dikenalkan PKB ke publik sebagai jubir. Keenam jubir milenial PKB tersebut takni Nada Fuady, Didiet M. Fitrah, Mikhael Benyamin, Dira Martamin, Nabila Hilary, dan Dedi Irawan alias Dide yang merupakan vokalis band Hijau Daun.

Menurut Ketua DPP PKB, Ahmad Iman, hal tersebut dinilai penting sebab keterlibatan anak muda dalam kancah perpolitikan perlu diberi porsi tambahan mengingat adanya fakta keberadaan anak muda sebagai anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota hanya 15% yang jumlahnya tidak sepadan dengan populasi milenial di Indonesia.

Pemilih di Pemilu 2024 mayoritas adalah anak muda, namun keterlibatan mereka dalam politik sangat kecil, ucap Iman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/11/2022).

Tak hanya itu, politisi PKB sekaligus anggota Fraksi PKB DPR RI, Ratna Juwita Sari mengatakan bahwa penunjukan jubir muda PKB tersebut merupakan respons partainya terhadap kegelisahan anak muda yang kian hari kian apatis terhadap politik.

Lantas, seberapa signifikan dan efektifkah partai politik untuk menggandeng milenial sebagai jubir guna menggaet suara pemilih pada pemilu mendatang?

Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menganalisis adanya dua makna yang dapat menjelaskan soal partai politik dalam langkah pertama menggaet kaum milenial dan artis menjadi juru bicara partai.

Pertama, pemilih milenial jumlahnya sangat besar dalam Pemilu 2024. Partai mana yang dapat menggaet kaum milenial, partai tersebut berpeluang mendapatkan suara signifikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memenangkan Pileg dan Pilpres 2024.

Baca Juga: Upaya Terus Dijegal, Jubir Ungkap Kampanye Tetap Berjalan!

Hal itu sejalan dengan prinsip model konvergensi. Model ini menganggap ruang kehidupan yang sama para partisipan komunikasi dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, kata mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini ketika dihubungi Optika.id, Selasa (22/11/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jamiluddin menuturkan, apabila jubir parpol tersebut berasal dari kalangan milenial, maka ruang kehidupannya dengan sebagian besar calon pemilih bakal relatif sama dan setara. Adanya kesamaan ruang kehidupan berpeluang untuk menghasilkan kesepahaman di antara sesama peserta komunikasi.

Dengan adanya kesepahaman, parpol berharap para milenial setidaknya tertarik pada partainya. Harapannya, melalui ketertarikan itu para milenial dapat memberi suara kepada partainya.

Yang kedua yakni parpol berharap dapat meningkatkan daya tarik partainya apabila menggunakan jubir dari kalangan artis yang sudah dikenal masyarakat. Kehadiran artis sebagai jubir ini setidaknya membuat kaum milenial menoleh kepada partainya.

Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat Indonesis masih pemilih emosional. Mereka tidak perlu substansi dari parpol. Oleh karena itu, jubir partai dianggap tidak perlu yang kredibel. Jubir seperti ini tentu lebih pas untuk pemilih yang rasional.

Baca Juga: Elektabilitas Meroket Pasca Debat Pertama, Anies Pesaing Terkuat Prabowo

Jadi, pemilihan jubir dari artis semata untuk memperoleh sisi daya tariknya. Aspek ini memang pas untuk pemilih emosional.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU