[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Perhelatan piala dunia FIFA 2022 di Qatar sampai saat ini sedang berlangsung dan pertandingan sepakbola dunia ini merupakan putaran ke-22 Piala Dunia FIFA yang dimulai tanggal 20 November 2022 lalu dan berakhir nanti tanggal 18 Desember 2022. Perhelatan pertandingan sepakbola dunia 2022 ini pertama kali diselenggarakan di jazirah Arab dan di negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim.
Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump
Mungkin karena di negara Muslim dan Arab, maka media barat ramai-ramai mengecamnya dengan berbagai tuduhan bahwa negara Qatar ini sebagai negara Arab yang sering melanggar Hak Asasi Manusia terutama perlakukan negeri ini kepada jutaan pekerja migran dimana mereka banyak yang tidak dibayar dan mengalami kelaparan.
Human Right Watch dalam sebuah twit yang menyebutkan bahwa 95 tenaga kerja di Qatar ini adalah buruh migran dimana tanpa jasa mereka maka negeri Qatar akan lumpuh menjelang perhelatan sepakbola dunia.
Buruh migran ini terlambat menerima pembayaran gajinya, menderita karena banyak hutang dan kelaparan. Selain tentang pelanggaran HAM, Qatar juga dituduh tidak toleran karena melarang LGBT masuk negerinya dan melarang penjualan minuman alkohol.
Bagi negara kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin yang mengalami penjajahan pihak barat (Eropa) maka negeri-negeri ini menganggap bahwa kritikan media barat terhadap Qatar sangat tidak adil dan munafik. Namun yang mengejutkan kali ini adalah pembela Qatar itu atas berbagai tuduhan itu adalah orang barat sendiri yaitu Presiden FIFA Gianni Infantino.
Dia dalam sebuah konferensi pers beberapa jam sebelum Piala Dunia di mulai di Qatar menuduh negara-negara Barat melakukan "kemunafikan" dengan mengatakan mereka tidak dalam posisi untuk memberikan "pelajaran moral" kepada negara lain. Dengan suara yang mengebu-ngebu, petenis Italia Swiss itu mengatakan Eropa harus mengatasi kejahatan masa lalunya sebelum menuding Qatar.
"Saya orang Eropa. Untuk apa yang telah kami - orang Eropa lakukan di seluruh dunia dalam 3.000 tahun terakhir, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum mulai memberikan pelajaran moral kepada orang-orang," kata Infantino kepada ratusan wartawan.
Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol
Qatar, yang dianugerahi hak untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola global pada tahun 2010, telah menerima kritik atas isu pelanggartan hak asasi manusia terutama terhadap kaum buruh. Infantino, putra pekerja migran dari Italia itu, mengatakan negara Timur Tengah itu telah "membuat kemajuan" dalam meningkatkan hak-hak pekerja migran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mengajukan pertanyaan kritis "Berapa banyak dari perusahaan bisnis Eropa atau Barat ini, yang menghasilkan jutaan dan jutaan dari Qatar dan negara-negara lain di kawasan ini - miliaran setiap tahun - berapa banyak dari mereka yang membahas hak-hak pekerja migran dengan pihak berwenang? Aku punya jawabannya untukmu.
Tak satu pun dari mereka," kata presiden itu FIFA dan menambahkan "pelajaran moral sepihak hanyalah kemunafikan." Memang sebelum ini banyak para pengkritik dari negara-negara barat menyerukan pemboikotan Piala Dunia di Qatar ini, dan menuduh presiden FIFA ini membela Qatar karena menerima uang suap dari kerajaan Qatar.
Piala Dunia ini sedang berlangsung, dan sampai saat ini aman-aman saja tidak ada hal-hal yang negatif yang terjadi malahan ada kesaksian pelaku LGBT juga ada yang menonton Piala Dunia ini di Qatar. Masyarakat dunia terutama dari negara-negara bekas jajahan barat (Eropa) sangat faham akan perilaku negatif para politisi dan media barat bila berhubungan dengan isu-isu yang terjadi di negara kawasan ini.
Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …
Kalau misalkan Piala Dunia di selenggarakan di Perancis, tentu tidak ada politisi dan media barat yang mempersoalkan tindakan brutal Perancis ketika menjajah negara-negara Islam di Timur Tengah dan Afrika, atau tindakan brutal Perancis mengebom Iraq, Libia, Mali, Afghanistan dll yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
Berita-berita media barat yang selalu negative itu tidak hanya ditujukan kepada negara Qatar tapi juga sering ditujukan kepada negara-negara berkembang lainnya termasuk Indonesia.
Editor : Pahlevi