Luar Biasa! Dalam 2 Tahun Pemkot Surabaya Turunkan 11 Ribu Kasus Stunting

author angga kurnia putra

- Pewarta

Senin, 28 Nov 2022 16:33 WIB

Luar Biasa! Dalam 2 Tahun Pemkot Surabaya Turunkan 11 Ribu Kasus Stunting

i

Screenshot_20221128-050235_UC Browser

Optika.id-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, berhasil menurunkan sekitar 11 ribu kasus stunting melalui pelaksanaan berbagai program selama dua tahun terakhir.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto di Surabaya, Minggu, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus berjuang mengentaskan stunting.

Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat

"Penanganan stunting dilakukan dengan berbagai cara mulai dari sosialisasi hingga menyediakan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di puskesmas," katanya Minggu Malam (27/11/2022).

Pada awal masa kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Februari 2021, tercatat 12.788 balita stunting di tahun 2020.

Ia menyebut angka tersebut bukan jumlah yang sedikit sehingga Wali Kota Eri melakukan percepatan penanganan stunting.

Ada berbagai cara yang dilakukan Wali Kota Eri bersama jajarannya di Pemkot Surabaya, salah satunya membagikan sekaligus sosialisasi manfaat tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri.

Tomi mengatakan pemberian TTD secara rutin setiap seminggu sekali kepada remaja putri di sekolah atau merka bisa mengambil di puskesmas di seluruh wilayah "Kota Pahlawan" --sebutan Kota Surabaya.

"Sosialisasi TTD itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui puskesmas di masing-masing wilayah, kepada remaja putri. Selain itu ada juga giat Krida Gizi yang dilakukan oleh Saka Bakti Husada. Ada pula pemeriksaan kesehatan pada anak usia sekolah," katanya.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Surabaya ini juga menerangkan bahwa pemkot melakukan sosialisasi kepada calon pengantin tentang pencegahan stunting melalui program Pendampingan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Penari Tampat).

Ada pula pemberian Taburan Ceria (Taburia) multivitamin dan mineral untuk balita, memberikan menu sehat pada ibu balita serta mempraktikkan demo memasak makanan sehat, pemberian bantuan makanan stunting, Kampung ASI, Jago Ceting yang digerakkan bersama PKK dan lintas sektor, imunisasi, aksi konvergensi penanganan stunting.

Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya

Dengan berbagai program itu, pemkot berhasil mengurangi stunting dari 12.788 anak pada tahun 2020 menjadi  6.722 balita pada 2021. Seiring berjalan waktu, per Oktober 2022 jumlah balita stunting berangsur turun drastis menjadi 1.055 balita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tomi menerangkan penurunan jumlah balita stunting itu tak lepas dari delapan aksi konvergensi dilakukan pemkot.

Secara rutin, kata dia, pemkot melakukan kegiatan Rembuk Stunting di tingkat kota, mulai dari kecamatan, kelurahan, puskesmas, PKK, tiga pilar, dan peran serta tokoh masyarakat.

"Dengan konvergensi tersebut, sehingga tersusun pemecahan masalah yang ditemukan dengan intervensi sensitif mencapai 70 persen dan spesifik 30 persen, sesuai masing-masing wilayah di kelurahan dan kecamatan," ujar dia.

Dalam menangani stunting oleh pemkot, katanya, tidak lepas dari peran Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani dengan kontribusi beragam, di antaranya memberikan edukasi dan motivasi berupa pengembangan kapasitas 6.642 TPK se-Surabaya.

Baca Juga: Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji Akan Melawan Kotak Kosong?

"Beliau juga memberikan edukasi dan memberikan susu, mikronutrien, paket sembako bagi para ibu hamil resti (risiko tinggi, red.) stunting di setiap kelurahan. Selain itu juga melakukan memimpin program Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting)," kata dia.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU