Optika.id - Kolesterol tinggi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Selain karena makanan dan pola hidup tak sehat, stres ternyata juga bisa memicu naiknya kolesterol jahat. Kolesterol tinggi dapat meningkatkan peluang terkena serangan jantung dan stroke.
Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Kolesterol merupakan zat lemak yang diproduksi oleh tubuh. Zat ini bisa juga ditemukan di beberapa makanan, termasuk produk hewani. Dalam kadar normal, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membantu memproduksi sejumlah hormon, vitamin D, dan asam empedu.
Namun, terlalu banyak kolesterol, terutama kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL), dapat menyatu dengan zat lain dalam tubuh. Pada waktu tertentu, bisa membentuk plak yang akan menempel di pembuluh arteri. Jika tidak ditangani dengan tepat, ini bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan termasuk kondisi yang berhubungan dengan organ jantung.
Banyak orang berpikir bahwa terjadinya peningkatan kadar kolestrol disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak sehat dan berlebihan. Namun, penelitian telah menguak faktor risiko lain, yaitu tingkat stres.
Dilansir laman Healthline, Kamis (22/12/2022), beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan antara stres dan kolesterol.
Misalnya, satu studi menemukan bahwa stres secara positif terkait dengan kebiasaan makan yang kurang sehat, berat badan yang lebih tinggi, dan pola makan yang kurang sehat, yang semuanya diketahui sebagai faktor risiko kolesterol tinggi. Ini ditemukan terutama benar pada pria.
Ketika seseorang menghadapi stres, tubuh akan bereaksi, termasuk menimbulkan perubahan kadar hormon dan komponen dalam darah. Hal ini akhirnya memengaruhi tingkat kolesterol dalam tubuh.
Tingkat kortisol yang tinggi dari stres jangka panjang mungkin merupakan mekanisme di balik bagaimana stres dapat meningkatkan kolesterol. Adrenalin juga dapat dilepaskan, dan hormon-hormon ini dapat memicu respons "lawan atau lari" untuk mengatasi stres.
Respons ini kemudian akan memicu trigliserida, yang dapat meningkatkan kolesterol "jahat".
Seseorang yang stres cenderung mengonsumsi makanan tanpa mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Selain itu, seseorang yang stres juga lebih suka berdiam diri, melamun, dan tidak berolahraga secara rutin. Pada akhirnya, bobot tubuh makin meningkat, muncul tekanan darah tinggi, dan mengalami gangguan metabolisme gula.Kadar kolesterol pun menjadi tidak terkontrol.
Bahagia Jadi Kunci Utama
Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aspek kehidupan yang kompleks seperti tuntutan pekerjaan, sekolah, atau mengurus keluarga bisa berkontribusi terhadap kemunculan stres. Sementara stres emosional yang terus-menerus hinggap berhubungan langsung dengan peningkatan kadar kolesterol tubuh.
Stres bisa jadi ancaman dalam kehidupan sehari-hari, siapa pun dapat bertindak untuk mengatasinya. Langkah awal yang bisa diterapkan adalah dengan menjadi bahagia. Dengan demikian, hindari keadaan yang membuatmu tidak bahagia.
Tips Kelola Stres
Dikarenakan terdapat korelasi antara stres dan kolesterol, maka dengan mencegah stres berarti mencegah pula peningkatan kolesterol. Contoh mekanisme koping sehat yang bisa diterapkan.
Olahraga: Memulai perubahan ke arah yang lebih positif tentu membutuhkan usaha ekstra dan komitmen.
Baca Juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Kamu bisa memulai aktivitas fisik sederhana dengan jalan santai sekitar 30 menit per hari, membersihkan rumah, atau jika memungkinkan bergabung di pusat kebugaran.
Mengonsumsi makanan bergizi: Mulailah dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging merah, susu murni, mentega, dan minyak sawit. Jangan terpaku dengan program diet, tapi fokus pada perubahan makan sehat yang dilakukan secara bertahap dan konsisten.
Menerapkan teknik relaksasi: Teknik relaksasi sederhana bisa melibatkan aktivitas bernapas dalam-dalam. Selain itu, yoga, meditasi, atau terapi musik bisa juga dioptimalkan.
Ada korelasi antara paparan stres dengan peningkatan kadar kolesterol. Oleh karena itu, perlu upaya sadar menurunkan kadar stres agar tidak berimbas pada kesehatannya secara menyeluruh.
Perlu juga dipahami apabila paparan stres memengaruhi kualitas hidup secara signifikan, jangan ragu melibatkan penyedia layanan kesehatan. Melalui pendekatan berbasis medis, seseorang dapat mengetahui penyebab dasar akan kondisi yang dialaminya.
Editor : Pahlevi