Hadirkan Mbah Nun dan Kiai Kanjeng di Mojokerto, BKKBN Gelar Sosialisasi Stunting

author Danny

- Pewarta

Selasa, 27 Des 2022 08:32 WIB

Hadirkan Mbah Nun dan Kiai Kanjeng di Mojokerto, BKKBN Gelar Sosialisasi Stunting

Optika.id - Percepatan penurunan angka stunting yang merupakan program nasional menjadi konsentrasi pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

Baca Juga: Upaya Menurunkan Stunting, dari Perubahan Perilaku Hingga Pengisian Aplikasi

Sosialisasi penurunan angka stunting yang dikemas dalam doa bersama digelar BKKBN Pusat di Mojokerto, Senin (26/12/2022).

Bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Segoro Agung Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sosialisasi dalam rangka promosi kesehatan reproduksi dan percepatan penurunan stunting berbasis pondok pesantren tersebut menghadirkan Emha Ainun Najib atau Mbah Nun dan Kiai Kanjeng.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo menjelaskan, jika stunting adalah gagal tumbuh dan kembang pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi secara kronis.

Apa itu kronis? Yakni mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Tidak 2 bulan, 5 bulan tapi bisa tahunan, ungkapnya.

Berdasarkan data tahun 2021, angka stunting di Indonesia mencapai angka 24,4 persen. Sebelumnya di tahun 2019, lanjut Hasto, angka stunting di Indonesia 27,07 persen. Angka 24,4 persen yakni dari 100 bayi yang dilahirkan, sebanyak 24 bayi baru lahir sudah menderita stunting.

Angka ini terlalu tinggi, 24/100 terlalu tinggi. Badan Kesehatan Dunia memberikan batasan maksimum, sebuah negara 20 persen. Jadi dari 100 bayi yang lahir, itu maksimal 20 itu stunting tapi kita Indonesia 24,4. Ini terlalu tinggi karena Indonesia tidak seharusnya angka stuntingnya tinggi, katanya.

Baca Juga: Banyaknya Aktivitas Seksual di Usia Dini Tak Dibarengi dengan Pendidikan Seks

Secara geografis, tegas Harto, Indonesia terletak di garis khatulistiwa. Tanah subur dan iklim pun stabil. Hasto mengajak, seluruh yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk bersama-sama berkomitmen mencegah kelahiran bayi stunting karena angka 24,4 persen dinilai terlalu tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mari kita siapkan baik-baik, calon ibu calon ayah, kesehatan reproduksi harus benar-benar sehat dan terjaga. Sehingga tidak akan terjadi lagi penambahan angka stunting. Bagaimana? Dengan cara makan makanan sehat. Makanan sehat tidak harus mahal, bisa umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat, tuturnya.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengatakan, percepatan penurunan stunting merupakan tanggungjawab bersama yang harus diselesaikan bersama. Bukan hanya pekerjaan BKKBN, ini juga pekerjaan saya, saya akan bekerja sekeras-kerasnya untuk rakyat. Termasuk mendukung percepatan penurunan stunting, urainya.

Baca Juga: BKKBN: Seluruh Pemda se-Indonesia Wajib Terlibat Tangani Stunting

Sementara itu, Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto juga berpesan agar generasi muda terutama calon ibu untuk selalu memperhatikan kebutuhan gizi guna meminimalkan kemungkinan terjadinya stunting terhadap calon anaknya nanti. Remaja putri yang merupakan calon ibu di kemudian hari, sejak dini minimal tidak menderita anemia atau kekurangan darah.

Darah adalah sel yang berfungsi menghantarkan gizi ke seluruh bagian tubuh, jadi kalau tidak anemia, kebutuhan gizi bisa tersalurkan dengan sempurna. Sejak dalam kandungan, kebutuhan gizi harus terus diperhatikan, sehingga bayi sudah sehat sejak dalam kandungan, terangnya.

Melalui sosialisasi kali ini, diharapkan dapat mendukung percepatan penurunan angka stunting Indonesia. Hal ini tentunya guna menyiapkan generasi emas Indonesia pada, 2045 mendatang.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU