Pengamat Politik Sebut Rekrutmen Caleg Secara Online Sia-Sia Belaka

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 29 Des 2022 14:09 WIB

Pengamat Politik Sebut Rekrutmen Caleg Secara Online Sia-Sia Belaka

Optika.id - Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai banyaknya partai politik (Parpol) yang berlomba-lomba dalam merekrut bakal calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024 melalui sistem digital hanya sia-sia belaka.

Baca Juga: Kata Pengamat Soal Golden Tiket untuk Parpol Pilkada Jakarta, Sepertinya Tak Ada!

Sebabnya, alih-alih menghasilkan bakal caleg yang mumpuni, kesempatan kader berkualitas tersebut tetap kecil untuk meraih kursi di Senayan, bahkan di tingkat DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota sekalipun.

Pasalnya, menurutnya parpol saat ini hanya mengutamakan kader atau bakal caleg yang hanya memiliki modal finansial besar dan basis massa yang cukup banyak. Sebab, jika tidak maka parpol tersebut bisa gagal lolos dan menduduki kursi di Senayan sebab tidak memenuhiketentuan ambang batas parlemen atauparliamentary threshold(PT), seperti yang terjadi pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Kalau bukan dari kalangan itu ya, meski (rekrutmen) berbasis online tetap saja sulit," kata Ujang saat dihubungiOptika.id, Kamis(29/12/2022).

Sistem rekrutmen online, ujarnya, memang membantu akan tetapi pengaruhnya sangat kecil bahkan rekrutmen online dinilai hanya sekadar mengikuti tren zaman serba digital dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan.

"Sistem online hanya membantu sedikit saja, karena mungkin untuk mengikuti tren dan perkembangan zaman yang serba digital. Tetapi substansi dalam konteks menyelesaikan masalah rekrutmen yang pragmatis, tidak terpecahkan. Saya rasa cuma formalitas parpol agar kader makin banyak, namun nihil kualitas," ungkapnya.

Baca Juga: Pengamat: Wajar Jika PDIP Ingin Kader Dampingi Khofifah!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menambahkan, bukan tak mungkin jika perekrutan online ini akan semakin membuat subur praktik lancung di lingkungan politikus.

"Kita lihat aja lelang jabatan di pemerintahan, apakah menghilangkan korupsi? Enggak. Korup makin masif, makin gila juga dengan modus yang lain juga," imbuhnya.

Baca Juga: Pengamat Sebut Anies Punya Potensi Diusung PDI-P untuk Pilkada 2024

Dia menjelaskan, saat ini yang perlu dilakukan oleh parpol yakni dengan menghindari dan meminimalisir pragmatisme politik berbasis keuntungan elektoral semata. Parpol harus menjadi basis perbaikan demokrasi dengan pola rekrutmen yang transparan dan menghindari dinasti politik dan oligarki.

"Perlu diperbaiki ke depan agar sistem online bisa menghadirkan rekrutmen parpol yang bagus dan berkualitas, yang bisa menjadi harapan publik," ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU