Optika.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika data Covid-19 China tidak memberikan gambaran akurat tentang situasi yang terjadi di China serta dianggap tidak mewakili jumlah rawat inap dan kematian akibat virus tersebut.
Baca Juga: Kerugian Capai 125 Miliar, KPK Usut Dugaan Korupsi Bansos Jokowi Saat Covid-19!
Menanggapi hal tersebut, saat ini PBB tengah bersiap untuk bertemu dengan para ilmuwan China guna memberikan pengarahan kepada negara-negara anggota tentang situasi Covid-19 secara global. Pasalnya, PBB khawatir tentang persebaran massif virus di negara terbesar kedua dunia itu bakal mempengaruhi negara-negara lain.
Sebelumnya, para ilmuwan China juga telah menyajikan data Covid-19 kepada kelompok penasihat teknis WHO. Data tersebut menunjukkan tidak ada varian corona baru yang ditemukan di negara tersebut.
Walaupun demikian, WHO mengkritik penanganan pandemi di China baru-baru ini dengan menggaris bawahi kekhawatiran tentang keakuratan dan ketersediaan data Beijing yang menghambat penanganan Covid-19.
Baca Juga: Soal Serangan Iran ke Israel, China Minta Semua Menahan Diri
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kami percaya angka saat ini yang diterbitkan dari China kurang mewakili dampak sebenarnya dari penyakit ini dalam hal penerimaan rumah sakit, dalam hal penerimaan ICU, terutama dalam hal kematian," kata Direktur Kedaruratan WHO,Mike Ryan, dilansir dari ABC, Jumat (6/1/2023).
Diketahui pada akhir bulan lalu, China mempersempit definisinya untuk mengklasifikasikan kematian akibat Covid-19 dengan hanya menghitung kematian yang melibatkan penyakit komorbid seperti pneumonia atau gagal napas. Hal itu kontan membuat para pakar kesehatan dunia heran.
Baca Juga: China Tegaskan Tak Akan Jual Senjata ke Rusia
"Padahal kematian harus dikaitkan dengan Covid-19 jika disebabkan oleh penyakit yang kompatibel secara klinis pada pasien dengan kemungkinan atau infeksi yang dikonfirmasi tidak memiliki penyebab lain," ungkap WHO.
Editor : Pahlevi