Optika.id - Sejumlah perwakilan korban Tragedi Kanjuruhan Malang mengadu ke DPR karena merasa dibenturkan dengan kelompok yang mengatasnamakan diri suporter tim sepak bola Surabaya.
Baca Juga: Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Panpel dan Security Officer Tak Ajukan Eksepsi
Hal itu disampaikan anggota DPRD Kota Malang Arif Wahyudi saat berbicara mewakili para keluarga korban insiden Kanjuruhan di rapat Komisi X DPR, Rabu (18/1/2023).
Menurut Arif, situasi itu belakangan terjadi menyusul sidang terhadap lima tersangka kasus tersebut. Dia bilang, para keluarga korban dilarang menghadiri sidang oleh kelompok yang mengatasnamakan diri suporter dari Surabaya.
"Kami warga Malang dibenturkan dengan warga Surabaya. Ada statement dari yang menamakan diri suporter juga bahwa tidak mau menerima kehadiran Aremania dalam persidangan itu," ucap Arif dalam rapat.
"Itu salah satu bentuk ketika persidangan dimulai, dan maunya kami ini damai, ternyata ada upaya yang mengadu domba kami," tambahnya.
Arif mengatakan kehadiran pihaknya ke Komisi X DPR untuk meminta keadilan terhadap penyelesaian kasus Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai ratusan lainnya itu. Pihaknya mengaku tak puas sebab keadilan belum sepenuhnya diterima oleh para korban.
Baca Juga: PN Surabaya Cegah Aremania Datang Saat Sidang Tragedi Kanjuruhan
"Kehadiran kami di sini sebenarnya membawa keinginan tuntutan dari sebagian besar Aremania yang merasa keadilan itu tidak memihak kepada mereka," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, pihaknya mengeluh sebab kini para korban tak tertangani dengan baik, terutama untuk mendapatkan perawatan. Dia bilang, kelompok Aremania kini juga mulai mencari donasi untuk mendapat dana tambahan sebab dana dari pemerintah telah dihentikan.
Arif juga menyoroti para korban traumatik akibat insiden tersebut. Dia menyesalkan sebab diagnosa dari tim dokter tidak sesuai dengan kondisi yang dialami para korban.
Baca Juga: Bahas Perdamaian, Tokoh Aremania Sudah Hubungi Tokoh Bonek
"Menurut pihak rumah sakit, orang ini sudah sehat, sudah boleh pulang dari rumah sakit, tetapi ketika traumatik ini tidak ada pendampingan lebih jauh, maka saya khawatir ini akan merembet ke hal yang lain pula," katanya.
Insiden Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu usai laga Arema Malang yang menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Insiden tersebut menewaskan total 135 orang yang didominasi oleh para suporter Arema.
Para korban tewas usai terkena tembakan gas air mata aparat dan berdesak-desakan di tribun penonton.
Editor : Pahlevi