Optika.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan kepada para tokoh agama, seperti kiai dan para istri kiai yang berada di lingkungan pesantren agar tidak terlibat dan ikut andil dalam politik praktis, misalnya menjadi juru kampanye dan corong partai politik.
Baca Juga: Massa Demonstrasi, PBNU Temui Jokowi Singgung Perkara Tambang
"Kiai atau istri para kiai tugasnya mendidik secara mendalam tentang pengetahuan keislaman. Tidak tepat jika tugas kiai malah dimanfaatkan untuk tujuan pendek apalagi sekadar menjadi juru kampanye," kata Ishfah Abidal Aziz melalui keterangan tertulis yang dikutip Optika.id, Kamis (19/1/2023).
Ishfah mengatakan jika para kyai beserta istrinyamempunyai tugas luhur dalam mencetak generasi bangsa yang berpendidikan sekaligus berakhlak mulia, seperti yang ada di lingkungan pesantren. Menurutnya, peran kiai dalam mengasuh dan mengajar santri serta mendidik mereka adalah agar mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri dan berintegritas.
Oleh sebab itu, ujar Ishfah, memanfaatkan kyai dalam percaturan politik praktis justru mengerdilkan peran strategis para tokoh masyarakat dan pemuka agama. Di sisi lain, ada tugas lebih besar yang diembannya baik dalam pendidikan ataupun dakwah.
Misalnya, di masyarakat sosok kiai dipandang sebagai teladan dan pendamai ketika terjadi perselisihan, memberikan pencerahan, dan menjadi solusi terhadap problematika umat.
Di sisi lain, dia mengimbau kepada para politisi serta partai politik dan berbagai pihak lainnya untuk mawas diri dan mengedepankan cara-cara berpolitik yang bersih, santun, dan menjunjung tinggi etika. PBNU juga mendorong tokoh agama seperti kyai untuk tidak sama sekali terlibat dalam bentuk-bentuk politik praktis.
Baca Juga: Tiktoker Ini Ungkap Jika PDIP Usung Anies, Seluruh Daerah Terkena Dampak Positif!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, dia berharap agar pihak-pihak yang berniat untuk memanfaatkan para kiai dan istrinya serta tokoh agama lainnya untuk berpikir jernih dan tidak hanya memanfaatkan mereka demi ambisi serta kepentingan politik praktis yang sumbu pendek.
Selain mendegradasu tugas utama para tokoh agama, hal tersebut juga rawan memicu kegaduhan dan polarisasi yang benar-benar dihindari di tengah masyarakat. PBNU juga berharap agar para kiai menjadi garda terdepan dalam menebarkan nilai-nilai kedamaian.
"Sangat rawan sekali jika kiai atau ibu nyai terjun ke politik sulit untuk lepas dari potensi pemanfaatan politik identitas keagamaan, termasuk membawa-bawa bendera ormas," ucap dia.
Baca Juga: Makin Kuat, PBNU Desak PKB Tentang Peran Ulama di Partai
Dalam kesempatan tersebut dia juga menyinggung keputusan NU yang kembali ke Khittah 1926. Yang mana organisasi tersebut dengan tegas mengembalikan marwah perjuangannya sama seperti awal organisasi masyarakat tersebut didirikan, yakni berupa dakwah keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
"Tegas sekali tujuan NU bukan untuk melanggengkan politik praktis apalagi menggunakan organisasi untuk tujuan politik tersebut," tegasnya.
Editor : Pahlevi