Optika.id - Petinggi klub Liga 2buka suara setelah kompetisi dihentikan. Mereka ramai-ramai menuding aktor di balik Liga 2 berhenti adalah Amir Burhanuddin yang kini menjabat Ketua Komite Pemilihan (KP) PSSI.
Baca Juga: Hasil Rapat PSSI: Liga 1 Tanpa Degradasi, Liga 2 Dihentikan
Penghentian Liga 2 2022 berawal saat PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan pengurus PSSI menggelar pertemuan dengan petinggi 20 klub Liga 2 PADA 14 Desember 2022. Acara bertajuk 'Owner Club Meeting' tersebut digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Pertemuan itu dimaksudkan untuk membicarakan kelanjutan Liga 2.
Seusai pertemuan, beredar di media sosial lembar pernyataan yang telah ditandatangani oleh mayoritas peserta rapat yang menyatakan sepakat diberhentikannya Liga 2. Namun, belakangan, beberapa orang mengaku tanda tangannya sengaja dipalsukan.
Beberapa petinggi klub yang hadir saat itu membenarkan ada tindakan manipulasi dalam proses tanda tangan tersebut. Selain itu, diduga ada upaya pemberian suap Rp 15 juta bagi petinggi klub yang setuju Liga 2 diberhentikan.
Wakil Ketua Karo United Effendy Syahputra mengaku hadir dalam pertemuan tersebut dan tidak setuju atas penghentian Liga 2. Dia sempat ditawari uang Rp 15 juta agar setuju Liga dihentikan.
"Memang ada, pembagian itu ada. Saya pastikan itu ada, tapi saya menolak dan saya tidak tahu siapa teman-teman yang menerima. Saya pastikan tawaran itu ada asalkan menandatangani surat itu," ucap Effendy.
Effendy menuturkan bukan hanya Karo United yang menolak penghentian Liga. Klub lain yang hadir, seperti Persiba, Bekasi FC, PSIM, PSMS, Sulut United, Nusantara United FC, dan Persipura, juga menolak rencana penghentian Liga 2.
Walaupun menolak, tanda tangan Effendy justru dipalsukan. Adapun daftar tanda tangan yang beredar di publik, menurutnya, adalah daftar absensi rapat. Namun lembar tanda tangan itu dimasukkan ke format surat pernyataan penghentian Liga.
"Tanda tangannya itu untuk absensi, tapi penulisan nama-namanya itu, itu bukan tulisan kita, itu scan-scan-an aja. Jadi saya kategorikan itu tanda tangan palsu. Saya tidak nuduhsiapa-siapa (pelakunya), tapi Amir Burhanuddin (CEO Deltras Sidoarjo) juga ada di pertemuan itu," ucapnya.
Baca Juga: Mantap! Deltras FC Berhasil Rebut Juara 3 Turnamen di Vietnam
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manajer Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas mengatakan pertemuan 14 Desember bukanlah untuk menyepakati Liga berhenti. Namun justru untuk merundingkan opsi-opsi yang mungkin dipilih guna melanjutkan Liga 2. Dalam pertemuan tersebut, Yan dan Persipura sepakat menolak opsi dihentikannya Liga 2. Menurutnya, dalam forum, hanya ada satu hingga dua klub yang ingin Liga berhenti.
Yan mengatakan forum itu digelar pagi hingga siang, dipimpin langsung oleh Ferry Paulus dan dihadiri oleh Waketum PSSI. "Nah, opsi itu disampaikan, baru nanti owner dikumpulkan lagi untuk mendengar hasil rapat antara LIB dan PSSI. Tapi tiba-tiba sepihak diputus Liga berhenti. Keputusan itu hanya menguntungkan sejumlah pihak, termasuk orang-orang di PSSI," tegas Yan.
Di sisi lain, Yan membenarkan ada pemberian uang dan tanda tangan palsu di Hotel Sultan tersebut. Momen itu, menurut Yan, terjadi pada malam hari pada 14 Desember 2022.
Yan secara tegas dan yakin mengetahui proses suap dan manipulasi tanda tangan tersebut. Menurut Yan dan beberapa narasumber detikX yang lain, tindak kecurangan itu dikoordinasi oleh Amir Burhanuddin, yang menjabat Wakil Ketua Asprov PSSI Jatim sekaligus CEO Deltras Sidoarjo.
Baca Juga: Laga Uji Coba Deltras vs PSMS Medan Batal Digelar, Polisi Belum Bisa Terbitkan Izin
Yan menuturkan, sejak awal curiga karena, saat masuk ke ruang rapat, dia tak diminta tanda tangan absensi. Kecurigaan itu akhirnya terbukti. Ia mendengar dan melihat sejumlah orang berkeliling ke kamar-kamar peserta untuk menyodorkan lembar tanda tangan sembari memberi Rp 15 juta kepada mereka yang bersedia membubuhkannya.
Menurut Yan, sebagian peserta menerima dan membubuhkan tanda tangan karena mengira itu absensi dan uang pengganti transportasi seperti biasa. Namun, belakangan, lembar tanda tangan itu memiliki lampiran pertama yang berisi kesepakatan penghentian Liga.
"Itu Amir otaknya, dia ketua kelasnya, yang atur lalu lintasnya. Memang ini ada akal-akalan. Saya tidak menuduh, tetapi Ferry memang menugaskan Amir dan Amir melakukan itu bersama timnya," tegas Yan.
Amir Burhanuddin telah dihubungi berkali-kali untuk konfirmasi dan menyampaikan sejumlah pertanyaan. Tapi, Amir hanya merespons melalui pesan singkat. Saat ditanya apakah benar ia menjadi koordinator pemberian uang dan tanda tangan palsu, ia menyangkal. "Tidak benar sama sekali. Selebihnya saya tidak tahu," kilah Amir.
Editor : Pahlevi