Optika.id - Salah satu faktor yang memudahkan orang lain melakukan kejahatan terhadap anak, yakni lemahnya pengawasan orang tua. Belakangan ini, marak terjadi kasus penculikan anak. Penculikan terhadap anak ini dilakukan mengingat anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi dirinya sendiri.
Baca Juga: Minim Ilmu Parenting, Orang Tua Jadi Gampang Lakukan Kekerasan Pada Anak
Oleh karena itu, para orang tua wajib meningkatkan pengawasan guna mencegah penculikan anak dan segala tindak kriminalitas lainnya. Pasalnya, tanggung jawab orang tua kepada anak yakni menjamin keamanan dan keselamatan anak.
"Yang pasti pengawasan itu penting. Orang tua harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan anak," kataParenting coachsekaligus psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Irma Gustiana, dalam keterangannya, Senin (6/2/2023).
Beberapa aksi penculikan belakangan ini, jelas Irma, didasari oleh maraknya penjualan organ tubuh manusia secara haram demi mendapatkan uang. Ketika anak tidak berada dalam pengawasan orang tua tersebut, maka para penculik dimudahkan dalam melakukan aksinya.
Irma menyebut, orang tua juga perlu mengajarkan anak mengenai cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang berada di sekitar mereka kapan saja dan dimana saja. Selain memberikan pengawasan, orang tua juga harus mengajarkan anaknya cara menolak ajakan orang lain yang tidak dikenal. Pastikan anak juga mampu menyampaikan isi pikirannya. Hal itu, menurut Irma, dapat dilatih salah satunya dengan bermainroleplay.
"Jadi ketika ada sesuatu yang terjadi, anak mampu menyampaikan kecemasan atau ketakutannya, misalnya ketika di keramaian ada yang bertingkah laku aneh atau mencurigakan," ujar Irma.
Baca Juga: Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik
Tak hanya itu, anak juga seminimal mungkin dilarang untuk berada di tempat sepi yang tidak ada orang lain. Sebisa mungkin, tutur Irma, anak harus berkumpul dengan teman-temannya, mencari tempat ramai, atau mencari orang dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, Irman juga mengatakan jika para orang tua penting untuk mengenal tetangga sekitar rumah mereka. Menurutnya, tak sedikit kasus penculikan yang sangat mungkin terjadi di daerah perumahan. Irma juga mengingatkan agar anak tidak menggunakan aksesoris atau perhiasan berlebihan yang mampu mengundang penculik atau para kriminal yang hendak berbuat jahat.
"Misalnya perhiasan berlebihan atau menggunakansmartphonedengan teknologi canggih dan harga yang mahal. Itu bisa menjadi incaran penculik untuk memanfaatkan kelemahan si anak," ucapnya.
Baca Juga: Kekerasan di Sekolah Makin Meningkat, Permendikbudristek PPKSP Bak Macan Kertas
Sementara itu, alternatif lain yang bisa dijadikan opsi yakni mengajari anak bela diri agar bisa mencegah penculikan atau hal-hal lain yang tidak diinginkan. Kendati demikian, perlu diingat bahwa anak merupakan kelompok rentan, tidak berdaya, apalagi penculikan biasanya dilakukan oleh beberapa orang dewasa.
Sependapat dengan Irma, psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener mengatakan bahwa meskipun anak memiliki kemampuan bela diri, pengawasan orangtua tetap jadi yang utama.
"Sekalipun anak bisa bela diri, kekuatan fisiknya masih kalah dibanding orang dewasa yang jadi penculiknya. Diajari ilmu bela diri boleh, tapi tetap, anak di bawah usia 12 tahun harus dalam pengawasan orangtua di setiap situasi di manapun dan kapanpun. Gandeng tangan anak supaya tidak jauh-jauh jalannya. Jangan tinggalkan anak duduk atau berdiri sendirian tanpa pendamping yang dikenal," katanya.
Editor : Pahlevi