Optika.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan menuntaskan konstruksi 25 bendungan pada tahun 2023. Hal dilakukan untuk menjaga kelestarian air bersih sehingga bisa mengatasi krisis air bersih yang sudah melanda hampir seluruh dunia.
Baca Juga: Kementerian PUPR Buka Rekrutmen Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)
"Diharapkan seluruhnya (35 bendungan) selesai pada 2023. Bendungan ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas tabungan air. Supaya di musim hujan tidak banjir, kemarau tidak kekeringan," ujar Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja dalam Dialog FMB9 dengan tema Kelestarian Air, Kebutuhan Hidup Bersama yang dilangsungkan secara daring, Senin (20/2/2023).
Sejak Tahun 2014, kata Endra, pemerintah Joko Widodo sudah menginisiasi pembangunan 61 bendungan hingga 2024. Dari jumlah tersebut, kata dia, saat ini 36 sudah selesai dan 25 bendungan sedang dalam tahap konstruksi.
"Pemerintah saat ini telah menyusun kebijakan dan program-program untuk menjaga kelestarian sumber daya air, salah satunya membangun bendungan," tandas dia.
Endra menilai pemanfaatan air yang berlebihan dan perusakan lingkungan dapat mengurangi ketersediaan air dan membuatnya tidak layak untuk digunakan. Hal ini berbahaya karena ketersediaan air bersih terkait dengan ketahanan pangan.
"Karena kekurangan akses ke air bersih dapat memengaruhi produktivitas dan ketersediaan pangan, katanya.
Baca Juga: Serba-Serbi Penanggung Jawab Jalan Rusak
Upaya lain Pemerintah menjaga kelestarian air bersih, kata Endra, adalah mendorong sektor swasta agar dapat memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien. Di samping itu, masyarakat juga dapat membantu menjaga kelestarian air dengan mengurangi penggunaan air yang berlebihan dan mendukung program-program konservasi air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam rangka menjaga kelestarian air, diperlukan kolaborasi dan keterlibatan dari seluruh masyarakat. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah kelestarian air, tegasnya.
Lebih lanjut, Endra mengatakan di tengah krisis air global ini, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 pada 2024 mengangkat tema Water for Shared Prosperity. Menurut dia, tema tersebut sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara.
Baca Juga: Mengenal Teknologi Rumah Tahan Gempa PUPR, RISHA dan RUSPIN Untuk Korban Gempa Cianjur
Selain memperkuat posisi Indonesia di bidang manajemen sumber daya air, kata Endra, WWF merupakan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang membahas pengelolaan sumber daya air melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
"Forum ini inklusif melibatkan semuastakeholderkomunitas air. Melalui WWF, kita ingin tekankan bahwawater is politic.Air ini bukan hanya urusan technical, tetapi juga politik. Bisa menjadi salah satu platform pengambil keputusan menempatkan air di prioritas yang utama, pungkas Endra.
Sebagai informasi, forum yang diprakarsai oleh World Water Council (WWC) ini diselenggarakan setiap tiga tahun, dan telah berlangsung secara rutin sejak 1997. Melalui forum ini, Indonesia berkomitmen memperkuat kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai target SDGs, yaitu terkait hak atas air bersih dan sanitasi.
Editor : Pahlevi