Optika.id - Nama Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih berada di jajaran teratas bakal capres 2024 versi jajak pendapat lembaga survei nasional. Elektabilitas Prabowo naik seperti yang dirilis survei Litbang Kompas.
Baca Juga: Kekuatan Orde Baru Sudah di Pusat Pemerintahan Republik Indonesia
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menganalisa moncernya elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu lantaran pergerakannya yang sudah berjalan. Dia menyebut keunggulan Prabowo karena banyak melakukan silaturahmi ke berbagai tokoh.
"Prabowo melakukan silaturahmi ke banyak tokoh. Sosialisasinya jalan, maka itu menjadi faktor yang membuat elektabilitasnya meningkat," kata Ujang pada Optika.id, Selasa (28/2/2023).
Ujang menilai Prabowo mesti bisa menjaga elektabilitasnya menuju persaingan di 2024. Caranya dengan tetap konsisten menjaga silaturahmi ke berbagai kalangan masyarakat. Menurut dia, silaturahmi itu dengan menemui rakyat dari berbagai kalangan hingga ulama.
Jadi, atas bawah harus silaturahmi digas pol, apabila silaturahmi itu bisa mendukung. Intinya harus konsisten untuk menemui kalangan atas, ulama, dan rakyat secara konsisten dan masif, tukasnya.
Elektabilitas Prabowo Naik
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil jajak pendapat terbarunya periode Januari 2023. Temuan terbaru melaporkan elektabilitas Prabowo berada di angka 18,1 persen. Angka itu mengalami kenaikan 0,5 persen dibanding jajak pendapat Litbang Kompas sebelumnya pada Oktober 2022.
Elektabilitas capres tertinggi masih diduduki oleh Ganjar Pranowo, disusul Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Dikutip dari Harian Kompas, Rabu (22/2/2023), Ganjar berada di urutan pertama dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen.
Angka itu meningkat 2,1 persen ketimbang survei Oktober 2022, di mana Gubernur Jawa Tengah itu memiliki tingkat elektoral 23,2 persen.
Sementara itu, Prabowo memperoleh elektabilitas 18,1 persen, dan berada di urutan ke dua.
Tingkat elektoral Ketua Umum Partai Gerindra itu mengalami kenaikan 0,5 persen ketimbang jajak pendapat sebelumnya di angka 17,6 persen.
Sedangkan, elektabilitas Anies saat ini berada di posisi ketiga, dengan capaian 13,1 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengalami penurunan signifikan sebanyak 3,4 persen, dari 16,5 persen pada survei Oktober.
Jika dikalkulasikan, Ganjar memiliki selisih elektabilitas dengan Prabowo sebanyak 7,2 persen, dan berjarak 12,2 persen dengan Anies.
Adapun elektabilitas figur capres berdasarkan survei Litbang Kompas Januari adalah sebagai berikut:
1. Ganjar Pranowo: 25,3 persen
2. Prabowo memperoleh: 18,1 persen
3. Anies Baswedan: 13,1 persen
4. Ridwan Kamil: 8,4 persen
5. Sandiaga Uno: 1,6 persen
6. Andika Perkasa: 1,6 persen
7. Agus Harimurti Yudhoyono: 1,3 persen
8. Tri Rismaharini: 1 persen
Meningkat dari Pemilih Gen Z
Selain itu, elektabilitas Prabowo Subianto meningkat signifikan dari preferensi pemilih generasi Z dalam survei terbaru Litbang Kompas.
Peneliti Litbang Kompas Arita Nugraheni mengatakan, berdasarkan survei jajak pendapat Litbang Kompas terkini menunjukkan elektabilitas Menteri Pertahanan itu meningkat cukup signifikan dari survei sebelumnya.
"(Survei Litbang Kompas terkini) Prabowo Subianto dengan 20,6 persen," kata Arita dalam rilisnya, Senin (27/2/2023).
Arita mengurai, hasil survei Litbang Kompas pada Oktober mencatat pemilih Prabowo dari generasi Z sebesar 16,6 persen. Menurutnya, peningkatan ini merupakan yang pertama sejak survei yang sama digelar Januari 2022 yaitu sebesar 13,9 persen.
Baca Juga: Kemana Prabowo Bakal Bawa Demokrasi Indonesia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dibandingkan survei Oktober 2022, Ganjar Pranowo yang meskipun masih menempati posisi puncak kehilangan 0,7 persen suara, sementara Prabowo mendulang penambahan 4 persen suara, kata dia.
Dari kelompok Gen Z, sebanyak 64,1 persen suara mengalir kepada tiga sosok utama. Rinciannya, 32,8 persen akan memilih Ganjar Pranowo; 22,7 persen akan memilih Prabowo Subianto; dan 8,6 persen memilih Anies Baswedan. Sementara Ridwan Kamil ada pada peringkat keempat dengan 5,5 persen.
Diketahui, jajak pendapat Litbang Kompas ini digelar pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023 dengan melibatkan 1.202 responden dari 38 provinsi di Tanah Air.
Survei jajak pendapat ini dilakukan melalui wawancara tatap muka, dan sampel ditentukan secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat. Survei Litbang Kompas memiliki tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,83 persen.
Prabowo Peringkat Ketiga
Sementara, Lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan survei simulasi tiga nama capres, yaitu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Anies Baswedan; dan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan elektabilitas ketiga nama itu tak terpaut jauh.
Hasilnya, Anies menempati peringkat kedua dengan elektabilitas 28,3 persen.
Ganjar Pranowo menempati posisi pertama dengan elektabilitas 35,8 persen dan Prabowo di peringkat ketiga dengan 26,7 persen.
"Tiga nama besar, masing-masing tidak terpaut jauh. Ganjar teratas 35,8 persen," ujar Burhanuddin dalam pemaparannya secara virtual, Rabu (4/1/2023).
Diketahui, survei ini dilakukan Indikator Politik Indonesia pada periode 1-6 Desember 2022 pada 1.220 responden.
Ada 5 Faktor Utama
Lembaga survei Political Statistics (Polstat) juga merilis hasil survei terbaru dan temuannya yakni elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden terus menguat.
Baca Juga: Jokowi Buka Suara Soal Dirinya Disebut Cawe-Cawe dalam Kabinet Prabowo-Gibran
"Sedikitnya ada lima faktor utama yang menyebabkan elektabilitas Prabowo Subianto terus menguat dibandingkan tokoh-tokoh lainnya. Pertama, akhir-akhir ini Prabowo di tengah kesibukannya sebagai Menteri Pertahanan sering turun ke masyarakat bawah berkomunikasi dengan publik luas," kata Peneliti Senior Polstat Apna Permana di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Kedua, lanjut dia terkait pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh yang memiliki efek elektoral cukup tinggi seperti dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah tokoh agama di berbagai daerah.
Ketiga, sinyal endorsement dari Presiden Jokowi terhadap pencapresan Prabowo yang semakin kuat dan transparan. Keempat, kata dia terkait berpalingnya dukungan dari Jokowi Mania yang semula mendukung Ganjar kini mantap menjatuhkan pilihan pada Prabowo.
Kelima, mulai munculnya nama Prabowo dalam arena sirkuit Musyawarah Rakyat (Musra) di berbagai daerah. Musra itu adalah wadah berbagai komponen pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Survei Polstat kali ini dilengkapi dengan analisis media monitoring untuk mengukur perkembangan sentimen publik terhadap para capres setahun jelang Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei Polstat, menurutnya lambat tapi pasti elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres terus menguat dibandingkan para kompetitornya.
Pada survei Polstat September 2022, elektabilitas Prabowo sebesar 30,2 persen. Dalam survei kali ini, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu menguat menjadi 33 persen.
Sementara itu, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang hingga detik ini belum memiliki kendaraan yang pasti untuk bisa berkontestasi di Pilpres 2024, elektabilitasnya juga turut mandek.
Dia mengatakan ketika responden diajukan pertanyaan siapa yang akan dipilih dari 10 nama tokoh yang ditawarkan Polstat, 33 persen memilih Prabowo Subianto.
Setelah itu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersaing ketat di posisi kedua dan ketiga. Ganjar dipilih oleh 20,6 persen dan Anies didukung oleh 19,4 persen responden.
Di posisi berikutnya, Ridwan Kamil dengan elektabilitas 6,4 persen, Agus Harimurty Yudhoyono (3,5 persen), Erick Thohir (3,4 persen), Sandiaga Uno (2,6 persen), Puan Maharani (1,9 persen), Airlangga Hartarto (1,2 persen) dan Muhaimin Iskandar (0,9 persen), serta yang ragu-ragu (8,9 persen).
Diketahui, survei Polstat digelar pada 10-18 Februari 2023 di seluruh wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi. Populasi survei sasarannya seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki e-KTP.
Jumlah sampel sebesar 1.220 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-state random sampling). Batas kesalahan plus minus 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Editor : Pahlevi