Soal Mundurnya Anak Gubernur Khofifah, Pengamat: Tak Berpengaruh pada Elektabilitas Partai Demokrat

author Seno

- Pewarta

Minggu, 12 Mar 2023 15:39 WIB

Soal Mundurnya Anak Gubernur Khofifah, Pengamat: Tak Berpengaruh pada Elektabilitas Partai Demokrat

Optika.id - Pengamat politik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Singgih Manggalou, S.IP, M.IP turut berpendapat soal mundurnya Ali Mannagali Parawansa yang merupakan putra Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dari Partai Demokrat.

Baca Juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!

Menurut Singgih mundurnya Ali Parawansa tak berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Demokrat di Provinsi Jawa Timur.

"Jika melihat figur Ali Parawansa, saya yakin tidak akan berpengaruh pada elektabilitas Partai Demokrat Jatim, sebab sosok Ali belum teruji dalam kontestasi pemilu," kata alumnus magister Ilmu Politik, Universitas Airlangga ini pada Optika.id, Minggu (12/3/2023).

"Apalagi dengan tren yang semakin naik 'efek ekor jas' pasca deklarasi Anies Baswedan sebagai Capres Demokrat," imbuhnya.

Keluarnya kader partai dengan mengumumkan di media sosialnya, kata Singgih, merupakan fenomena politik baru di era 5.0 ini. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Ali Mannagalli Parawansa keluar dari Partai Demokrat, Tsamara Amany dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Rian Ernest yang juga keluar dari PSI. Mereka semua mengumumkannya di medsosnya masing-masing.

"Perilaku generasi Y dan Z dalam politik cenderung open minded, sehingga sering dipersepsikan sebagai kelompok rasional dan logis. Ditambah model Influence yang bisa diwujudkan melalui taktik aksi endorse, dan meme atau konten medsos yang ringan merupakan cara terbaik untuk mendapatkan suara mereka," jelas Singgih.

Dia pun memprediksi pemilu 2024 pasti lebih menarik daripada pemilu sebelumnya. Lantaran lompatan teknologi pasca pandemi Covid-19 membuat kehidupan digital tumbuh dengan pesat.

Kerugian Bagi Demokrat

Hal berbeda dikatakan pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Andri Arianto. Dia mengatakan, mundurnya Ali merupakan kerugian bagi Demokrat Jatim. Sebab, meski tergolong politisi muda, Ali memiliki potensi sebagai kader yang semestinya bisa dioptimalkan untuk memperbesar suara Demokrat.

"Mundurnya Ali ini bisa dimaknai sebagai kegagalan Pak Emil Dardak sebagai ketua Demokrat Jatim untuk mengelola potensi para kadernya. Agak susah dinalar bahwa Pak Emil menyia-nyiakan kader sepotensial Ali. Atau mungkin ada manuver politik di dalamnya, tentu kita hanya bisa menduga-duga," ujar Andri kepada wartawan, Kamis (9/3/2023).

Andri mengatakan, potensi Ali sebagai kader sungguh luar biasa. Ali dikenal sebagai sosok muda, di mana ceruk pemilih baru sangat besar pada Pemilu 2024, sehingga semestinya Ali bisa dioptimalkan untuk masuk ke pasar pemilih pemula. Selain itu, posisi sebagai anak dari Gubernur Khofifah, tentu tak dapat dipungkiri akan sangat menguntungkan bagi Demokrat Jatim.

"Jaringan Bu Khofifah sangat kuat, dan itu pasti bisa dikelola oleh Ali. Tapi justru hal ini tidak dimanfaatkan oleh Demokrat. Artinya memang Pak Emil gagal mengelola atau melakukan manajemen kader yang baik, sampai-sampai seorang Ali pun mundur," ujarnya.

Andri menambahkan, dalam situasi politik elektoral yang membutuhkan pertarungan popularitas dan kekuatan jaringan lapangan, kehilangan Ali menjadi kerugian besar bagi Demokrat.

Padahal saat ini Demokrat Jatim butuh pengungkit, di mana jumlah perolehan suara mereka di provinsi tersebut terus melorot. Belum lagi tiga pucuk pimpinan Demokrat Jatim saat ini telah digeledah oleh KPK, yaitu Ketua Demokrat Emil Dardak, Sekretaris Reno Zulkarnaen, dan Bendahara dr Agung Mulyono.

"Logika politiknya, Ali ini kader potensial. Kalau sampai dia keluar, pasti ada penyebabnya. Apakah ada manuver menyingkirkan Ali sebagai kader potensial agar tak ada yang merasa tersaingi di internal Demokrat Jatim, ataukah alasan lainnya, tentu ini sah masyarakat menduga-duga," ujarnya.

Diketahui, Ali Mannagalli Parawansa, resmi menyatakan diri telah mundur sebagai kader maupun pengurus Partai Demokrat Jatim.

Ali mundur sebagai Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim, dan mundur sebagai kader per 8 Maret 2023 sesuai surat dan video yang diunggah di akun instagram @aliparawansa. Meski unggahan itu sudah dihapus, foto suratnya sudah terlanjur viral. Ali juga tak mengungkap alasannya mundur sebagai pengurus dan kader Demokrat.

Dalam video Ali yang diperoleh Optika.id, Minggu (11/3/2023), berbunyi, Yang terhormat Ketua Umum DPD Jawa Timur beserta jajaran. Dengan ini, saya Ali Mannagalli Parawansa memutuskan untuk mundur dari kader Demokrat. Saya mundur dari kepengurusan saya, dengan jabatan sebagai Wakil Ketua DPD Jawa Timur. Dengan ini, dengan video ini, tanggal 8 Maret 2023, dengan ini saya mundur dari Partai Demokrat. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih dan saya beribu minta maaf, jika saya ada salah kata, sikap, etika atau apapun itu. Cukup sekian terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Demokrat Tetap Solid

Baca Juga: Obral Kursi Menteri Untuk AHY dan Demokrat yang Pikun Konflik Agraria

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mundurnya Ali disebut elite Partai Demokrat Jatim tidak akan berdampak signifikan pada elektabilitas partai berlambang bintang mercy tersebut.

Ketua Badan Pembina, Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Demokrat Jatim, Mugianto mengklaim sejauh ini internal partai tetap solid di tengah mundurnya Ali. Meski Ali sendiri punya jabatan sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jatim dan Ketua Forkom Milenial Demokrat Jatim.

Tak hanya sekadar solid, Mugianto juga menyampaikan kalau elektabilitas Partai Demokrat di Jatim disebutnya masih bersaing dengan partai politik lainnya. Anak Khofifah itu tidak mempengaruhi elektoral politik partai.

"Tidak ada dampak dengan elektabilitas Partai Demokrat," tegas Mugianto, Minggu (12/3/2023).

Saat ini, sambung Mugianto, partainya terus melakukan rapat untuk fokus pemenangan pada Pemilu 2024. Baik itu untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan.

Mugianto menyebut alasan Ali mundur, lantaran berencana fokus menuntaskan studinya di Universitas Airlangga (Unair).

"Mas Ali kemarin menyampaikan, khawatir tidak bisa optimal di kepengurusan harian partai karena harus fokus menuntaskan studi dan ingin merintis karier profesional. Mirip dengan ketua kami, Emil Dardak, yang dulu juga berkarier profesional dulu sebelum akhirnya terjun ke politik," ujarnya.

Ketika dikonfirmasi mengenai kabar putra Khofifah tersebut pindah ke partai lain, Mugianto menjawab, pihaknya telah mendapatkan konfirmasi itu dari Ali bahwa tidak demikian.

"Mas Ali hanya menyampaikan permohonan untuk tidak lagi di kepengurusan Demokrat Jatim. Dia ingin fokus menuntaskan tugas akademik yang intensitasnya semakin tinggi dan mulai meniti karier profesional," tukasnya.

Baca Juga: Oposisi Memang Berat Mas AHY, Demokrat Takkan Kuat, Biar Rakyat Saja

Oleh karena itu, lanjut Mugianto, Demokrat Jatim mendukung keputusan yang diambil Ali. Menurutnya, keinginan seorang anak muda di usia awal 20 tahunan untuk fokus menuntaskan kuliah demi menekuni karir profesional, tentu harus dukung penuh.

"Bahkan saya terinfo mas Ali intensif berkonsultasi dengan ketua kami, Emil Dardak, terkait karir profesionaldi luar jalur politik," ujar Mugianto.

Diisukan Pindah ke PAN

Sebelumnya, Ali Mannagali diisukan keluar dari Demokrat dan akan bergabung dengan PAN.

Dengan adanya isu tersebut partai berlambang matahari tersebut mengaku membuka peluang untuk siapapun yang ingin bergabung.

Wakil Ketua DPW PAN Jatim, Rahmat Santoso ketika ditanya mengenai isu akan bergabungnya Ali Mannagali ke PAN mengatakan kalau sesuai informasi dari Ketua DPW PAN Jatim, Riski Sadig selama ini hubungan PAN dengan Ali baik-baik saja.

Kalau memang benar bergabung dengan PAN kami sangat senang, akan menerima dan menyiapkan karpet biru untuk menyambutnya, kata Rahmat yang kini menjabat Wakil Bupati (Wabup) Blitar ini, Sabtu (11/3/2023).

Ditambahkan Rahmat kalau ditanya apakah benar akan bergabung dengan partai yang dinahkodai Zulkifli Hasan ini, pihak belum bisa memastikan.

Intinya PAN terbuka untuk semuanya, PAN adalah rumah besar bagi semua golongan tidak membedakan suku, agama dan ras apa pun. Serta memberikan peluang yang selus-luasnya untuk seluruh masyarakat, pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU