Optika.id - Di tengah kondisi pandemi yang mulai melandai di Indonesia, sudah mulai bermunculan sederet konser yang menghadirkan berbagai musisi lokal serta internasional yang digelar di Indonesia. harga tiket yang ditawarkan oleh konser ini berbeda-beda. Dari yang dipatok ratusan ribu, hingga jutaan rupiah untuk satu tiketnya.
Baca Juga: Musik Sedih Bisa Berpengaruh Terhadap Kondisi Emosional Lho!
Wakil Direktur Institute of Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto menjelaskan mengapa akhir-akhir ini banyak konser yang digelar serta ludesnya tiket konser tersebut dalam waktu singkat.
Selain karena efek new normal pandemi, dia menilai bahwa gengsi menjadi salah satu alasan mengapa generasi muda rela merogoh kantong dalam-dalam untuk membeli tiket konser.
Sebenarnya kalau dari sisi tingkat pemasukan generasi muda kita belum tinggi, masih tipis, mereka kategori kelas menengah, tidak miskin tapi tidak banyak juga pendapatannya, ujar Eko dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Jumat (24/3/2023).
Sektor hiburan saat ini menjadi konsumsi yang paling digandrungi di Tanah Air. Pasalnya, sebanyak 60% penduduk Indonesia saat ini merupakan angkatan muda dan golongan produktif.
Di satu sisi, salah satu faktor utama lainnya yang menjadi pemicu membludaknya industri konser ini menurutnya yakni media sosial. Faktor media sosial lah yang dimanfaatkan oleh banyak generasi muda dalam mencari validasi atau pengakuan dari kalangan lainnya. Tak hanya itu, permasalahan mencari pengakuan di kalangan kawula muda pun tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di Thailand.
Baca Juga: Ancaman Dibalik Masifnya Platform Streaming Musik Digital
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Permasalahan di negara berkembang dengan era sosial media yang sangat intens saat ini mereka cenderung mencari eksistensi dan pengakuan, jadi sesuatu yang belum level mereka tapi mereka tetap usahakan beli, fenomena ini sama seperti di Thailand, kata dia.
Hadirnya media sosial dengan beragam platform ini membuat Eko membandingkan dengan era sebelum maraknya media sosial. Pada saat itu, ujarnya, penonton yang hadir di konser adalah orang yang benar-benar ingin menikmati musik seutuhnya, bernyanyi bersama dengan penyanyi idolanya, dan euphoria yang tercipta benar-benar kental akan music yang khas.
Sedangkan saat ini, ajang konser tak hanya ramai oleh para penggemar music maupun penikmat music saja, namun juga diwarnai dengan generasi muda yang mencari pengakuan di media sosial maupun lingkungannya. Dia menilai jika kawula muda saat ini memang mengejar akan eksistensi di jagad maya. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa ada generasi muda yang benar-benar ingin menikmati music serta menabung untuk membeli tiket konser.
Baca Juga: Kuasa Rezim Politik Menggilas Musik dan Budaya
Di sisi lain, Eko mengatakan larisnya konser di Indonesia tentu menimbulkan dampak positif bagi pemulihan ekonomi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Mengingat sektor parekraf adalah sektor paling terpuruk saat pandemi, ini adalah musim semi bagi industri hiburan, seniman, hingga UMKM, pungkasnya.
Editor : Pahlevi