Optika.id - Salah satu media yang cukup efektif dalam menyampaikan emosi dan menenangkan hati adalah musik. Kekuatan musik diakui secara luas bisa untuk mengatasi stress, mengurangi kecemasan, serta menciptakan suasana hati yang positif.
Musik ceria dengan tempo yang cepat sering dikaitkan dengan peningkatan suasana hati. Namun, musik sedih juga bisa memiliki dampak positif terhadap pendengarnya. Yang dimaksud musik sedih adalah jenis musik yang kerap mengeksplorasi tema-tema emosional yang melankolis atau penuh dengan perasaan.
Baca Juga: Reggae: Melodi Masa Lalu, Pesan Masa Kini
Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang ilmuwan kognitif Universitas Oxford, Tara Venkatesan yang diterbitkan dalam Journal of Aesthetic Education, menunjukkan bahwa mendengarkan musik sedih bisa memengaruhi suasana hati seseorang secara positif dan membuat mereka merasa terhubung dengan musik tersebut.
"Poin utama kami adalah bahwa musik sedih memiliki nilai dalam kemampuannya untuk menciptakan rasa koneksi, tanpa harus membuat pendengarnya benar-benar merasa sedih," kata Venkatesan dalam laman Health, Sabtu (14/10/2023).
Lantas, faktor apa yang membuat orang suka bahkan terbuai dengan musik sedih?
Tara menjelaskan, ketika seseorang mendengarkan musik sedih, maka yang membuatnya luar biasa adalah perasaan koneksi yang dihasilkan oleh musik sedih. Dan hal tersebut bukan hanya terbatas pada pengalaman kesedihan itu sendiri. tara juga menjelaskan bahwa untuk menciptakan perasaan koneksi, kemampuan musik sedih itu ada dua tahap.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti memberikan deskripsi empat lagu yang berbeda kepada hampir 400 peserta, termasuk lagu yang menyampaikan emosi yang dalam serta kompleks namun secara teknis buruk. Lalu, ada lagu yang secara teknis sempurna, namun tidak menyampaikan emosi yang dalam atau bahkan kompleks.
Baca Juga: Konser Musik, Anak Muda dan Pencarian Eksistensi
Kemudian, peneliti menyodorkan lagu yang emosional dan secara teknis sempurna, terakhir mereka memutar lagu yang tidak emosional dan secara teknis buruk. Peserta diminta untuk memberikan peringkat bagian mana dalam lagu yang mewujudkan musik apa yang menyentuh mereka dalam penelitian tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta lebih menghargai ekspresi emosional daripada kemahiran teknis ketika mereka menilai lagu-lagu yang didengar.
Lebih lanjut, pada bagian kedua dari penelitian ini, ada sebanyak 450 peserta baru yang diminta untuk menilai seberapa terhubung mereka ketika mendengarkan musik maupun berpartisipasi dalam percakapan yang mengungkapkan ada 72 emosi berbeda. Termasuk di antaranya yakni cinta, kesedihan, penghinaan, inspirasi, dan sejenisnya.
Hasilnya, para peserta ini merasa terhubung dengan musik yang dianggap mengandung unsur seperti cinta, kebahagiaan, kesedihan, dan kesepian.
Baca Juga: Ngeri! Remaja Korea Utara Dieksekusi Mati Akibat Ketahuan Menonton dan Mendistribusikan Drama Korsel
Yang menarik, para peserta ini menyatakan bahwa lagu-lagu yang mengungkapkan emosi sedih seperti putus asa dan penderitaan ini tidak selalu memberikan pengalaman mendengarkan yang menyenangkan. Namun, mereka mampu menangkap inti dari makna musik dan mampu menciptakan percakapan dengan tingkat koneksi yang tinggi.
"Dengan kata lain, terlepas dari apakah kita menikmati musik sedih, kita menghargai musik sedih karena itu menciptakan rasa koneksi," jelas Venkatesan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang mendengarkan musik sedih tanpa motivasi tertentu selain karena mereka menyukai musik atau musisinya. Namun, studi tersebut menyoroti bahwa hampir sepertiga dari peserta mendengarkan musik sedih ketika mereka berada dalam suasana hati yang positif.
Editor : Pahlevi