Optika.id - Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam keterangannya menyebut bahwa sebanyak 14.150 anak Indonesia pada usia 1 hingga 18 tahun dinyatakan positif HIV.
Baca Juga: Mengungkap Mysophobia: Ketakutan Ekstrem terhadap Kotoran
"Secara kumulatif ada 14.150 anak usia 1-18 tahun yang positif HIV. Yang artinya akan memengaruhi kualitas hidup ke depannya, masa depannya," ujar Syahril, dalam keterangan yang diterima Optika.id, Selasa (9/5/2023).
Menurut Syahril angka ini tidak akan stagnan dan akan terus bertambah tiap tahunnya apabila tidak ada upaya yang serius untuk deteksi dini HIV maupun pengobatannya.
"Oleh karena itu upaya untuk melakukan screening pada setiap individu menjadi prioritas untuk mencapai eliminasi. Termasuk memutus penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi," ucapnya.
Menurut data Kemenkes pada bulan Desember 2022 lalu, sebanyak 20 45% kasus HIV dari penularan ibu ke anak ditemukan. Sumber penularan HIV lainnya yakni penggunaan jarum suntik yang tidak steril, adanya perilaku seksual berisiko tanpa pengaman, serta proses transfusi darah yang tidak aman.
Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Syahril menjelaskan bahwa sumber penularan HIV paling banyak berasal dari perilaku seksual berisiko tanpa pengaman, baik itu untuk kelompok heteroseksual maupun homoseksual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian berdasarkan kelompoknya, sebanyak 30% Ibu Rumah Tangga (IRT) terdeteksi positif HIV lantaran tertular dari aktivitas seksual pasangannya yang sebelumnya belum terdeteksi. Bahkan, sebanyak 5100 kasus IRT positif HIV ini bertambah setiap tahunnya.
Selanjutnya, sebanyak 55% ibu hamil yang menjalani tes HIV diketahui sekitar 7153 yang positif. akan tetapi, dari 55% tersebut, hanya 24% saja yang menjalani pengobatan antiretroviral (ARV).
Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Padahal, tanpa pengobatan ARV risiko penularan HIV pada bayi yang ibunya tertular HIV menjadi lebih rentan dan tinggi. Sebanyak 45% anak yang lahir dari ibu positif HIV tanpa ARV akan lahir dengan HIV pula. Oleh sebab itu, Syahril mengimbau agar ibu dengan positif HIV harus mengobatinya dengan ARV.
"Seratus persen ibu-ibu yang terdeteksi tadi harus diobati dengan ARV. Agar apa? Agar anaknya terbebas tidak menyandang HIV/AIDS," pungkasnya.
Editor : Pahlevi