Optika.id - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Oddang menyebut bahwa keterwakilan perempuan dalam legislatif layak berada di angka 50%.
Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
"Jangan laki-laki semua. Kalau perlu 50% perempuan, karena jumlah penduduk sekarang peningkatan banyak perempuan," jelas Oso, panggilan akrabnya di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dia menilai bahwa saat ini peran perempuan sama dengan laki-laki. Terlebih, di era saat ini banyak perempuan berkualitas nan cerdas di Indonesia yang tentunya tidak kalah dengan laki-laki.
"Jadi keterwakilan perempuan itu sangat penting. Ibu-ibu, mama-mama itu penting, karena itu yang melahirkan anak-anak kita ini," ucap dia.
Oleh sebab itu, dia mengimbau agar tidak asal memandang sebelah mata bahkan menyia-nyiakan peran kaum perempuan di legislatif karena mereka juga bisa bersaing dengan laki-laki.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya bersaing di tingkat legislatif saja, dirinya berharap agar ke depannya perempuan bisa muncul sebagai ketua umum partai politik atau menduduki posisi strategis lainnya.
Untuk diketahui, pada Rabu (10/5/2023) Partai Hanura menyambangi KPU untuk melakukan pendaftaran calon anggota legislatif nya. Sebanyak 580 orang dari 84 daerah pemilihan diserahkan oleh Partai Hanura sebagai bakal caleg yang mereka usung. Sebanyak 32ri 580 orang tersebut merupakan perempuan.
Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
Oso menargetkan seluruh caleg dari partainya wajib menang dan tidak ada dapil yang dispesialkan. Artinya, semua sama rata. Sebagaimana tagline dari Partai Hanura yakni berpihak kepada daerah, maka dari itu Hanura ingin secara langsung turun membangun daerah.
Keterwakilan perempuan di Lembaga Legislatif Nasional DPR RI, berdasarkan hasil Pemilu 2019 berada di angka 20,8% atau sekitar 120 anggota legislatif perempuan bisa menduduki kursi DPR dari total 575 anggota DPR. Meskipun hasil tersebut masih belum mencapai target keterwakilan sebanyak 30% perempuan, namun persentase tersebut meningkat jauh lebih baik daripada pemilu pertama yang hanya mendapat 5,88% saja.
Editor : Pahlevi