Optika.id - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyebut jika riset mengenai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di bidang kesehatan harus dilakukan secara hati-hati dan tidak sembrono.
Baca Juga: Indonesia Diproyeksikan Miliki PLTN di Tahun 2032
Hal ini karena riset tersebut bersinggungan dengan kehidupan manusia, keselamatan, serta kode etik ketika akan mengadopsi AI di bidang kesehatan untuk hal apapun.
Penggunaan AI saat ini menurut Handoko bisa dilihat sebagai peluang yang cukup menjanjikan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, AI juga bisa menekan tingkat SDM sehingga tidak banyak manusia yang bekerja di baliknya.
Cukup banyak contoh sumbangsih yang diberikan oleh teknologi di Indonesia. misalnya peran BRIN dalam menangani wabah pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia pada akhir 2019 atau awal 2020 silam. Salah satu peran BRIN dalam teknologi tersebut yakni mengidentifikasi varian virus menggunakan fasilitaswhole genome sequencing (WGS). Hasil identifikasi ini lalu dikirim ke lembaga global GISAID.
Baca Juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah
"Kami juga melakukan pengembangan suplemen dan obat-obatan, alat kesehatan, termasuk kegiatan uji klinis, dan sebagainya," papar Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Optika.id, Kamis (11/5/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam keterangan tersebut, Handoko menyebut jika pihaknya membuka peluang kerja sama dengan anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk memperkuat bidang riset, khususnya bidang AI untuk dunia kesehatan.
Baca Juga: Waspadai 3 Dampak Gas Air Mata yang Kerap Digunakan untuk Massa Aksi
Handoko mengklaim jika kerja sama ini mempunyai sejumlah skema yang terbuka bagi siapa saja. Di antaranya yakni skema visiting researcher dan postdoctoral.
Dengan kerja sama dengan berbagai lembaga tersebut, Handoko berharap bahwa kerja sama tersebut tidak hanya mandeg dalam penguatan di bidang riset. Namun, sekaligus memberikan panduan kebijakan untuk bidang-bidang lain yang akan didalami ke depannya. Baik teknologi, kesehatan, maupun lainnya.
Editor : Pahlevi