Selama Mei 2023, Popularitas Anies Masih Jauh di Atas Ganjar

author Danny

- Pewarta

Rabu, 24 Mei 2023 10:54 WIB

Selama Mei 2023, Popularitas Anies Masih Jauh di Atas Ganjar

Optika.id - Popularitas Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Rasyid Baswedan masih menungguli lawan politiknya Ganjar Pranowo. Berdasar data Google Trends pada Rabu, 24 Mei 2023, popularitas Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 berada di angka 41 persen berbanding 37.

Baca Juga: Hasto Soal Pilkada Jakarta, Masukan Rakyat Masih Didengarkan!

Dilihat dari data statistik GTrends pada pukul 09.40 WIB, Anies mampu mengalahkan Ganjar dengan meraih 52 berbanding 26. Sempat mengalami fluktuasi, grafik Anies mulai stabil melewati pesaing politiknya pada pukul 04.28.

Menurut data Gtrends, konstituen terbanyak yang berpeluang memilih Anies di Pilpres 2024 berasal dari wilayah Kalimantan Utara (100 persen). Hal itu diikuti empat wilayah seperti Maluku Utara, Papua Barat, Maluku, dan Sumatera Barat yang rerata mengumpulkan di atas 50 persen.

Hal itu diikuti lima wilayah lainnya seperti Sulawesi Tenggara, Aceh, Gorontalo, kepulauan Riau, dan Kalimantan Selatan. Persentase raiha kelima wilayah ini juga melebihi 50 persen. Popularitas Anies juga mampu melebihi 50 persen di wilayah-wilayah: Riau, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Banten, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Popularitas Anies masih terdepan di wilayah lain seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sumatera Selatan.

Anies sempat menjadi figur paling banyak dicari dalam hal kata kunci pada Akhir Februari 2023. Dia menjadi terdepan dibanding dua pesaing politknya yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Dari hasil penelusuran di Google Trends rentang 21 Januari hingga 17 februari 2023, Anies merajai pencarian di jagat maya dengan meraih total 49 persen diikuti Ganjar (19 persen), dan Prabowo (8 persen).

Anies mengalami puncak pencarian mencapai 100 persen pada 31 Januari 2023. Adapun Ganjar hanya meraih 15 persen diikuti Prabowo di posisi tiga (15 persen). Kenaikan signifikan dialami suami Fery Farhati kemungkinan besar dikarenakan telah mengantongi 20 persen syarat pencapresan. Setelah Partai NasDem menjadi inisiator pengusung pada 3 Oktober 2022, Demokrat melanjutkan estafet pada 26 Januari 2023 dan dilanjutkan PKS (30 Januari 2023).

Untuk diketahui, warganet selalu mencari tahu informasi dengan kata kunci (keyword) Bakal Capres Partai NasDem Anies Baswedan daripada Ganjar Pranowo dalam setahun terakhir. Hasil ini didapat dari penelusuran mesin pencari Google Trends.

Menurut data Gtrends, Anies mulai memperlihatkan grafik kenaikan minat warganet pada 11-17 September 2022. Dia berhasil melewati Ganjar dengan perbedaan 70 berbanding 16 persen. Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 meraih puncak minat hingga 100 berbanding 20 persen pada periode 2-8 Oktober.

Anies masih memimpin terkait minat warganet dalam mencari informasi dirinya, meraih 81 berbanding 37 persen pada periode 16-22 Oktober 2022. Cucu AR Baswedan melanjutkan keunggulan saat memasuki 2023. Dia berhasil mengungguli Ganjar dengan meraih 32 berbanding 17 persen pada periode 1-7 Januari 2023.

Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma

Minat warganet mencari info Anies bukan hanya didominasi dari Indonesia. Data GTrends memperlihatkan penggagas gerakan Indonesia Mengajar bahkan berhasil meraih 100 persen di negara-negara seperti Arab Saudi (100 persen), Jerman (100 persen), Jepang (100 persen), Belanda (100 persen), Kamboja (100 persen), Hong Kong (100 persen), dan Korea Selatan (100 persen). Hanya di Amerika Serikat (67-33 persen), Singapura (64-36 persen), Indonesia (62-38 persen), dan Taiwan (61-39 persen), minat netizen hanya menyentuh di tingkat 60 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Temuan Big Data

Untuk diketahui, temuan Big Data bulan Desember memperlihatkan Anies akan meraih kemenangan jika digelar Pilpres saat ini. Bakal calon presiden dari Partai NasDem itu diproyeksi meraih 62.1 persen suara.

Hasil itu didapat dari seluruh kegiatan lapangan, pembicaraan di media sosial, dan lainnya. Dengan nomor identifikasi unik lebih dari 50 juta jiwa dari Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (P24), kata pakar teknologi informasi merangkap Ketua Umum Relawan Anies P-24 Dr. Gunaris ST, Dipl, PG., MBA., MSc., IPMA-Eng, kepadaOptika.id, Selasa, 20 Desember 2022.

Gunaris mencontohkan, sebagian besar penduduk Indonesia memakai media sosial seperti Facebook, Instagram, Tik-Tok, Whatsapp, dan Telegram. Masing-masing medsos itu ada banyak akun aktif. Yang setiap saat memperlihatkan pergerakan data yang sangat massif dan dalam jumlah yang sangat besar, ujar dia.

Data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi dan tidak beraturan atau beragam ini yang disebut Big Data. Menurut Gunaris ada sistem yang mampu mengambil dan mengolah Big Data. Namun, karena investasi dan operasional sistem membutuhkan biaya yang sangat mahal, selain pemerintah, hanya adasedikit pihak, lembaga, dan perusahaan yang memilikinya.

Baca Juga: Ini Prediksi Pakar Soal Putusan MK pada Sengketa Hasil Pilpres 2024

Dengan bantuan sistem kata Gunaris khusus terkait kontestasi politik, dapat diidentifikasi hingga tingkat perorangan yaitu bagaimana kecenderungan atau keberpihakan politik orang tersebut. Sistem juga dapat mencari data demografi (usia, jenis kelamin, alamat, dan lainnya) dari orang per orang.

Karena bisa mengidentifikasi hingga tingkat perorangan atau per-akun, bisa dihitung bagaimana kecenderungan atau keberpihakan politik di tingkat RT, RW, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, ujar Gunaris.

Hasil analisa Big Data bisa dimanfaatkan untuk pemetaan hingga tingkat RT. Analisa itu di antaranya bisa melihat orang-orang yang sudah sejalan atau mendukung kandidat yang diusung lengkap dengan tingkat militansinya.

Contohnya, seseorang yang aktif memberikan komentar positif, memposting hal yang positif, memforward hal positif mengenai kandidat tentunya memiliki skor militansi yang tinggi. Semakin banyak data seseorang atau suatu wilayah diolah akan semakin baik data tersebut, semakin bisa dipercaya, katanya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU