Pengamat: Butet Kertaredjasa Akan Dianggap Senimannya PDIP

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Selasa, 27 Jun 2023 09:32 WIB

Pengamat: Butet Kertaredjasa Akan Dianggap Senimannya PDIP

Optika.id - Butet Kertaredjasa, seorang budayawan, membuat pantun yang menyindir bakal calon presiden di luar PDI Perjuangan, dan hal ini menjadi perhatian publik.

Baca Juga: Ini Kata PDIP Soal Pelegalan Politik Uang di Pemilu

Hendri Satrio, pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), menganggap bahwa sebagai warga negara, Butet berhak untuk berekspresi. Namun, setelah membacakan pantun tersebut, Butet akan dianggap sebagai seniman yang berafiliasi dengan PDIP.

"Sebagai warga negara, apakah dia boleh berekspresi seperti itu? Tentu saja boleh, namanya juga ekspresif dalam acara internal partai. Jadi, dia bisa membacakan puisi itu. Meskipun setelah ini dia akan diberi label sebagai seniman PDIP," kata Hendri Satrio, Senin (26/6/2023).

Di sisi lain, Hendri memahami maksud Butet yang menyindir bakal calon presiden selain Ganjar Pranowo. Karena Butet membacakan pantun tersebut dalam acara internal PDIP, yaitu perayaan Bulan Bung Karno (2023).

"Sebenarnya, saya mencoba memahami Butet, mungkin dia juga sudah menjadi anggota PDIP sehingga saat tampil di acara itu, itu adalah acara rapat konsolidasi internal PDIP. Mungkin saat itu dia tampil sebagai anggota PDIP," ujar Hendri.

Berdasarkan hal tersebut, Hendri sebagai dosen di Universitas Paramadina merasa tidak masalah dengan pantun sindiran yang dibacakan oleh Butet. Meskipun banyak yang mengenal Butet sebagai seniman merasa heran dan kecewa.

"Tentu saja, mereka merasa bingung dan kecewa karena seniman ini dianggap tidak berpolitik dan tidak memihak," tambahnya.

Baca Juga: PDIP Tugaskan Ganjar untuk Pemenangan Pilkada Serentak

Butet Kertaredjasa membacakan pantun tersebut dalam acara Bulan Bung Karno (BBK) 2023 yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta pada Sabtu (24/6/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut ini adalah pantun yang dibacakan oleh Butet:

Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan.

Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya, begitulah kalau otaknya pandir.

Baca Juga: Sampai Kini, PDIP Masih Belum Tentukan Posisi Pemerintahan

Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal.

Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.

Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuma transaksional, dipastikan bukan contoh teladan seorang negarawan.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU