Sebelum Boncos, Hindari Pola Hidup Hedonisme dengan Cara Berikut!

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 30 Jun 2023 14:49 WIB

Sebelum Boncos, Hindari Pola Hidup Hedonisme dengan Cara Berikut!

Optika.id - Umumnya gaya hidup hedonisme atau yang biasa disebut hedon bisa mengarah pada pola perilaku konsumtif. Pola pikir serta sikap ini melekat dalam sebagian masyarakat kelas menengah dan banyak digandrungi oleh kalangan muda-mudi. Tak jarang penghasilan mereka hanya dihabiskan untuk nongkrong di kafe-kafe, makan minum di restoran, menikmati jajanan hingga jalan-jalan berkedok healing.

Baca Juga: Sebelum Menikah, Penting Bahas Keuangan Dulu!

Untuk diketahui, istilah hedonisme berasal dari Bahasa Yunani dengan kata dasar hedone, yakni hedonismeos. Kata hedone bermakna kesenangan dan hedonismeos diartikan sebagai sebuah cara pandang yang menganggap bahwa orang akan bahagi dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Kesenangan itu bisa diperoleh melalui berbagai cara. Seperti menikmati hiburan, gemar melakukan kegiatan seksual, memiliki banyak harta, dan lain sebagainya.

Daniel Michael Weijers dalamHedonism and Happiness in Theory and Practice, dikutip Optika.id, Jumat (30/6/2023) menjelaskan teori hedonistis ini mencakup dua elemen yang mendasar yakni rasa sakit dan kesenangan. Dalam sudut pandang filsuf hedonistis, kecenderungan hedonism ini selalu ditentukan oleh berbagai hal bernilai yang selalu ingin dimiliki, selain hal lain yang dihindari oleh orang-orang. Maka dari itu, selain ingin mendapatkan kesenangan, hedonism pun sedapat mungkin menghindari segala perasaan yang menyakitkan.

Sementara itu, JFEngel, RDBlackwell, dan PWMiniard dalam bukuPerilaku Konsumen turut serta mengulas mengenai aspek gaya hidup hedonism yang melingkupi beberapa hal yakni aktivitas, minat dan opini. Mereka menegaskan jika gaya hidup merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumtif.

Gaya hidup hedonisme ini, selain mengusung misi utama memperoleh kesenangan atau kenikmatan hidup, juga tercermin dari kegiatan, minat, dan opini dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Pada akhirnya, perilaku hedon ini bisa mengarah kepada perilaku konsumtif berupa kebiasaan hidup yang berpotensi untuk mengganggu finansial seseorang. Apabila tidak ingin terpuruk soal keuangan di masa depan, maka lekas buang jauh-jauh perilaku atau gaya hidup hedon tersebut.

PT. Suyasa dan Francisca dalam artikelnya yang berjudul Perbandingan Perilaku Konsumtif Berdasarkan Metode Pembayaran pun membeberkan ada beberapa cara untuk menghindari perilaku hedon ini, antara lain:

Selalu Buat Daftar Kebutuhan Prioritas

Baca Juga: Masalah Finansial Bikin Hidup Stres? Jangan Khawatir Ini Cara Mengatasinya!

Untuk menjauhi kebiasaan hedonisme, yang pertama dilakukan adalah dengan menyusun daftar kebutuhan prioritas. Setelah merinci daftar tersebut, tanamkan dalam pikiran hingga menjadi pengingat. Berpikirlah dua kali sebelum membeli barang tersebut, apakah barang itu benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan belaka sehingga bisa ditunda kapan-kapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jangan Lupa Menabung dan Investasi

Segera gunakan untuk pengeluaran rutin uang gajian yang Anda terima. Misalnya untuk membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, maupun cicilan jika ada.

Lebih lanjut, Anda juga bisa menyisihkan gaji untuk dana darurat, tabungan, dan investasi. Hal tersebut sangat membantu untuk menunjang kestabilan finansial.

Alokasi dana darurat dapat digunakan sewaktu-waktu bila ada kebutuhan mendadak. Sementara itu, tabungan dan investasi sangat penting menjamin keuangan Anda di masa depan.

Baca Juga: Ingin Jadi Akuntan Profesional? Kuasai Tiga Keterampilan Ini!

Buat Anggaran Finansial

Yang paling penting adalah Anda perlu membuat anggaran finansial agar terhindar dari gaya hidup hedon serta mengetahui seberapa besar anggaran belanja dari penghasilan. Cara mengatur finansial yang paling lazim yakni dengan menggunakan sistem 50 20 30.

Alokasikan 50ri gaji Anda untuk biaya hidup sehari-hari seperti transportasi, makan, sewa rumah, tagihan, dan cicilan. Sementara itu, 20% lainnya untuk tabungan dan investasi, termasuk dana darurat. Dan 30ri gaji itu digunakan sebagai kebutuhan hiburan, liburan, atau belanja kebutuhan lain yang diinginkan.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU