Optika.id - Gonjang-ganjing internal Partai Golongan Karya (Golkar) semakin mencuat akhir-akhir pasca munculnya isu akan diadakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang akan mengganti posisi Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.
Baca Juga: Bahlil Resmi Akan Daftar Jadi Ketum Golkar!
Terlebih lagi banyak munculnya statement dari tokoh internal Partai Golkar yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Partai berlambang beringin tersebut.
Ada banyak nama-nama muncul yang diisukan akan menggantikan posisi Airlangga sebagai ketua umum salah satunya adalah nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Bahlil sendiri menyatakan kesiapannya untuk diusung sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dengan mekanisme tertentu.
Namun, ini bukan jadi kabar yang baik bagi internal dari Golkar itu sendiri mengingat Pemilu 2024 sudah dalam hitungan bulan.
Pengamat menilai justru dengan dimakzulkannya Airlangga dari kursi ketua umum akan membuat polarisasi yang terjadi dalam internal Partai Golkar.
Baca Juga: Golkar Buka Opsi Jokowi Jadi Ketua Dewan Pembina Partai
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jika Airlangga terguling, dukungan Golkar ke capres berpotensi pecah alias tidak bisa solid lagi karena friksi internal yang tidak bisa dibendung," ujar Pengamat Politik Citra Institute sekaligus Dekan FISIP UNPAM Serang Yusak Farchan dikutip dari Sindonews, Minggu (23/7/2023).
Menurut Yusak justru dengan batalnya Airlangga dari pencapresan Partai Golkar akan adanya poros baru yang mengarahkan dukungan kepada Prabowo, Ganjar, maupun Anies.
Baca Juga: Klaim Punya 469 Suara, Bahlil Resmi Daftar Jadi Ketum Golkar!
"Akar persoalannya ada pada elektabilitas Airlangga yang kurang kompetitif terhadap tiga capres lainnya (Prabowo, Ganjar, dan Anies)," lanjut Yusak.
Yusak juga menambahkan bahwa pengusungan Airlangga sebagai Capres menjadi hal yang serba salah. Namun, opsi cawapres dianggap lebih realistis dibanding Capres.
Editor : Pahlevi