Optika.id - Menurut pandangan seorang pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, secara politis, Ahok seharusnya tidak akan terpilih sebagai Direktur Utama (Dirut) Pertamina menggantikan Nicke Widyawati.
Baca Juga: Projo Bantah Dugaan Penjegalan Kotak Kosong Pilkada Jakarta: Tak Benar!
Menurut Jamiluddin, Ahok adalah seorang mantan narapidana penistaan agama. Jika Ahok dipilih menjadi Dirut Pertamina, reputasi dan kredibilitas perusahaan plat merah tersebut akan terganggu.
"Keputusan seperti itu tentunya akan merugikan Pertamina. Sebagai perusahaan besar, reputasi dan kredibilitasnya akan terganggu hanya karena pemilihan yang ceroboh untuk posisi Dirut," ujar Jamiluddin, Senin (24/7/2023).
Menurut Jamiluddin, memilih Ahok sebagai Dirut akan membawa lebih banyak dampak negatif bagi Pertamina. Hal ini akan menjadi beban bagi Pertamina di masa depan.
Baca Juga: Kotak Kosong Pilgub Jakarta Jadi Demokrasi Tak Sehat!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, Jamiluddin meragukan kapasitas Ahok untuk menjadi Dirut Pertamina. Hal ini dapat dilihat dari kinerjanya selama menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Berdasarkan alasan tersebut, Ahok dinilai tidak pantas untuk menjadi Dirut Pertamina. Lebih baik untuk mempertahankan Dirut saat ini daripada memaksakan Ahok yang belum terbukti memiliki prestasi yang jelas.
Baca Juga: Perludem: Bunuh Diri Parpol Jika Usung Calon Tunggal di Pilgub Jakarta
Selain itu, jika Ahok diangkat sebagai Dirut Pertamina, kemungkinan akan terjadi gelombang penolakan dari sebagian masyarakat. Situasi ini dapat mengganggu kondusivitas di Pertamina dan mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan.
Editor : Pahlevi