Optika.id - The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others ~ Mahatma Gandhi
Baca Juga: 5 Daerah Jatim Ini Hanya Miliki Paslon Tunggal
Kongres adalah partai politik yang digunakan intelektual terdidik India sebagai kendaraan untuk meraih kemerdekaan. Partai yang didirikan pada tahun 1885 ini mewadahi negarawan terkemuka Mohandas K. Gandhi maupun politisi ulung Jawaharlal Nehru. Perjuangan Kongres tidak selalu berjalan mulus. Seringkali persaingan dan konflik internal menghambat laju pergerakan Kongres.
Pada tahun 1933, terjadi perselisihan antara sayap kanan dan sayap kiri Kongres. Puncaknya Gandhi menghentikan kampanye politik yang melanggar konstitusional. Meskipun konflik internal melanda, Kongres masih stabil, terbukti Kongres sangat sukses mengusung kandidat dalam pemilihan ke Pusat Dewan Legislatif.
Sayap kiri Kongres membentuk aliansi Partai Sosialis Kongres dengan Nehru sebagai mentornya walaupun tidak pernah tergabung di dalamnya (tahun 1934). Jawaharlal Nehru merupakan tokoh politik andalan Kongres dalam upaya memenangkan pemilihan. Gandhi memastikan Nehru menjadi presiden Kongres yang terpilih pada tahun 1936.
Ia harus memimpin Kongres untuk mematuhi Undang-Undang Pemerintah India yang baru tahun 1935. Namun, anehnya Nehru justru menentang anggota Kongres yang menerima jabatan dalam pelindungan konstitusi baru ini. Struktur federal tertentu dalam konstitusi baru dan blok pangeran konservatif menjadi hambatan bagi kaum Kiri dan Nehru.
Mengutip dari tulisan Herman Kulke dan Dietmar Rothermund dalam buku History of India, Kamis (27/7/2023), para pangeran konservatif yang mendominasi Kashmir, Hyderabad dan Mysore bertindak kaku dalam mengeluarkan kebijakan yang secara politis cenderung tidak mendukung kaum Kiri dan Nehru. Setiap pemilihan umum, Kongres menuai keberhasilan dalam memperoleh mayoritas suara dengan pengecualian untuk wilayah Punjab dan Bengal dimana partai regional dan koalisi menyandang kemenangan. Nehru dan kaum Kiri mempunyai basis massa yang menjangkau berbagai kalangan.
Petani kaya dan pemilik penyewaan hunian yang diberikan hak memilih dalam pemilihan umum secara penuh mendukung Kongres. Inggris yang berharap kelompok petani kaya dan pemilik penyewaan mampu melemahkan Kongres, ternyata malah justru sebaliknya karena Kongres mengusulkan beberapa butir undang-undang yang mendukung kaum tani. Sayap Kiri Kongres menutup-tutupi beragam fakta yang dapat mengurangi pengaruhnya seperti kenyataan bahwa gubernur provinsi bisa selalu menangguhkan seluruh instruksi dan mengabaikan konstitusi tapi tetap menjalankan tugasnya dengan beberapa pembantunya dari pegawai sipil.
Baca Juga: Tiktoker Ini Ungkap Jika PDIP Usung Anies, Seluruh Daerah Terkena Dampak Positif!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gubernur yang memegang jabatan dan memenuhi standar perilaku gubernur ternyata mempunyai pengaruh besar yang dapat sepenuhnya menundukkan Kongres. Gandhi berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengan meminta gubernur untuk berjanji serius bahwa mereka tidak menyalahgunakan wewenang lagi dengan menggunakan klausa darurat. Namun, permintaan Gandhi tidak dapat terpenuhi sehingga Sayap Kanan mampu mendulang kekuatan dan berani menjanjikan C. Rajagopalachari dapat menjabat gubernur Madras.
C. Rajagopalachari memanfaatkan dalih membuat penyalahgunaan klausa darurat untuk menyerang Sayap Kiri. Dalam pemilihan umum, Sayap Kanan mengalami kekalahan melawan Sayap Kiri Kongres namun memperoleh kekuasaan atas Madras karena Sayap Kiri Kongres menolak menerima jabatan.
Untuk mendamaikan penerimaan kantor dengan tujuan kebebasan konflik dalam internal Kongres semakin panas karena presiden Kongres, Subhas Chandra Bose, memutuskan untuk mencalonkan diri lagi sebagai kandidat untuk masa jabatan keduanya. Hal ini berlawanan dengan kehendak Gandhi yang telah mensponsori pencalonan Pattabhi Sitaramayya dari Andhra.
Baca Juga: Oposisi Memang Berat Mas AHY, Demokrat Takkan Kuat, Biar Rakyat Saja
Andi Setiadi dalam buku 3 Serangkai Pengubah Dunia menyebut jika Bose memenangkan pemilihan umum atas dukungan sayap kanan dan sayap kiri organisasi. Pengaruh Bose dalam Kongres melampaui pengaruh Gandhi sehingga Bose dapat kembali menjabat sebagai presiden Kongres. Gandhi mengumumkan pengunduran dirinya karena ia menganggap kekalahan Pattabhi Sitaramayya sebagai kekalahan pribadi.
Usai memenuhi tugas, Bose juga melanjutkan mengundurkan diri juga karena Rajendra Prasad terpilih sebagai penggantinya. Bose kecewa secara pribadi karena Rajendra Prasad bersama Maulana Azad dan Vallabhabhai Patel mempunyai pandangan berbeda dengannya mengenai arah kebijakan politik Kongres ke depannya.
Walaupun telah mengundurkan diri, Stanley Wolpert dalam bukunya Mahatma Gandhi : Sang Penakluk Kekerasan Hidup dan Ajarannya menulis bahwa Mahatma Gandi yang cinta damai terpaksa memasuki kembali ke pusaran politik untuk menengangi konflik hebat dalam tubuh partai Kongres yang terjadi sebagai reaksi atas terpilihnya lagi Jawaharlal Nehru sebagai Ketua Kongres.
Editor : Pahlevi