Optika.id - Sejumlah hasil survei memperlihatkan elektabilitas Capres Anies Baswedan selalu berada di urutan ketiga, kalah dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Survei terbaru dari Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) dalam periode 20-24 Juni 2023. Prabowo Subianto menempati posisi teratas, mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma
Elektabilitas Prabowo sebesar 36,8 persen Ganjar Pranowo 35,7 persen dan Anies Baswedan 21,5 persen.
Menanggapi hal tersebut, Anies Baswedan tak ambil pusing, dia berkelakar bahwa survei yang paling akurat adalah perhitungan suara pada pemilihan presiden (Pilpres) 14 Febuari 2024 mendatang.
Mengenai survei ya ada masa naik, ada masa turun itu biasa. Nanti keputusan survei yang paling akurat itu sensus tanggal 14 Februari, kata Anies dikediamannya, Lebak Bulus Dalam II, Jakarta Selatan, Rabu, (2/8/2023).
Anies melihat, hasil survei hanya sebagaifeedbackyang terpenting bagi dirinya yakni fokus melakukan sosialisasi mengenai gagasannya bila terpilih menjadi presiden.
Yang penting saat ini kita sosialisasi terus sampai menjadi gagasan, sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca Juga: Ini Prediksi Pakar Soal Putusan MK pada Sengketa Hasil Pilpres 2024
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) tetap optimis jika Anies bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Dikatakan Kalla, optimisme itu tetap ada, meski survei Anies Baswedan masih lebih rendah dibanding dua nama capres lainnya yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024.
Tidak rendah sekali. Dan itu ada pengaruhnya (survei). Tapi dari 1.200 orang yang disurvey dari jumlah pemilih 205 juta nanti, itu tidak menggambarkan pilihan itu, kata pria yang akrab disapa JK kepada wartawan usai menjadi keynote spech di seminar bertajuk Anak Muda untuk Politik di gedung DPR, Jakarta, Senin lalu.
Baca Juga: Anies Ngaku Belum Lebaran dengan Cak Imin, Jadwal Padat?
Mantan Ketua Umum Golkar itu pun mencontohkan kemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. Padahal, pemilih di DKI saat itu sekitar 7 juta, dan yang disurvei 1.200 orang dengan hasil Anies selalu berada di urutan ketiga.
Dulu di DKI juga begitu. Anies nomor tiga (di survei) kan, tapi buktinya dia terpilih. Apalagi kalau 1.200 orang yang disurvei dengan pemilih suara sekitar 205 juta orang. Jadi itu tidak terlalu tepat, tandas JK.
Editor : Pahlevi
