Optika.id - Rocky Gerung, seorang pengamat politik, menyebut bahwa PDIP telah mencapai batas strategi untuk meningkatkan elektabilitas bakal calon presiden mereka, Ganjar Pranowo. Menurutnya, langkah terakhir yang diambil oleh PDIP adalah mencari pendamping yang berasal dari Nahdatul Ulama.
Baca Juga: PDIP Tegaskan Tak Kekurangan Stok Pemimpin untuk Pilkada Jawa Tengah
"Jadi kelihatannya ada ada hal yang masih menggantung tuh, kemampuan PDIP untuk memaksimalkan kampanyenya berhenti itu karena kita lihat bahwa Ganjar ya udah mentok di situ," ucapnya.
"Tinggal faktur wakil presiden untuk menaikkan elektabilitas Ganjar, dan kelihatannya berupaya untuk ambil dari wilayah Nahdlatul Ulama, ada namanya Yenny Wahid, ada namanya Yaqut di situ belakangan ada namanya Pak Mahfud," sambungnya.
Baca Juga: Ini Kata PDIP Soal Pelegalan Politik Uang di Pemilu
Setidaknya putri Presiden ke-4 Gus Dur, Yenny Wahid, Ketua Umum PBNU Yaqut Cholil Qoumas, dan Menkopolhukam Mahfud MD bisa mengsuransikan suara Ganjar di Pilpres 2024 jika menjadi cawapres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi tetap PDIP menghitung dia bisa menumpangkan atau mengasuransikan Ganjar itu ke NU itu dasarnya tuh, dan itu memperlihatkan bahwa PDIP memang pada akhirnya kesepian juga," ungkapnya
Baca Juga: PDIP Tugaskan Ganjar untuk Pemenangan Pilkada Serentak
Rocky menyebut bahwa PDIP kini berada dalam situasi sendirian dan terlihat berusaha bergerak seolah-olah berlawanan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Contohnya, kritikan terhadap kebijakan food estate. Namun, saat Jokowi merespons, PDIP mengubah pandangan mereka sendiri dengan alasan yang berbeda.
Editor : Pahlevi