Jika Ganjar Menang, Budiman Sudjatmiko Ditawari Jabatan Wamenlu

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Jumat, 25 Agu 2023 20:16 WIB

Jika Ganjar Menang, Budiman Sudjatmiko Ditawari Jabatan Wamenlu

Optika.id - Politisi Budiman Sudjatmiko Resmi Dipecat oleh PDIP Setelah Mengungkap Tawaran Jabatan dari Sekjen Hasto Kristiyanto.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko: Tema Debat Ketiga Capres "Makanan" Prabowo!

Budiman Sudjatmiko, yang baru-baru ini dikeluarkan dari keanggotaan partai oleh PDIP, mengungkapkan bahwa ia pernah ditawari jabatan Wakil Menteri Luar Negeri oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Tawaran tersebut disampaikan oleh Hasto dalam pertemuan di mana Budiman diminta untuk memberikan penjelasan mengenai pertemuannya dengan Prabowo Subianto di rumahnya pada Selasa, (18/8/2023).

"Bila Ganjar Pranowo berhasil meraih jabatan presiden, saya diminta untuk menjabat sebagai menteri. Bahkan, tawaran ini datang langsung dari Pak Hasto," ujar Budiman pada Kamis malam, (24/8/2023).

Budiman menambahkan, "Kata-kata menariknya adalah, 'Anda berpotensi menjadi Wamenlu, yakni wakil menteri luar negeri, jika Ganjar menang nanti.' Semua ini disampaikan oleh Pak Hasto saat kami bersantai sambil minum kopi."

"Pada waktu saya diajak ngopi-ngopi, setelah saya dari Kertanegara kita ngobrol, klarifikasi santai. Gak ada tegang, biasa saja sebagai teman," kata Budiman.

Dalam pernyataan yang terjadi pada saat itu, Budiman mencatat bahwa Hasto mengevaluasi kemungkinan yang rendah untuk mencapai kesepakatan antara Prabowo dan Ganjar. Namun, Hasto menegaskan komitmennya dengan menggarisbawahi bahwa apabila Ganjar berhasil memenangkan posisi presiden, ia akan gigih dalam usahanya untuk mengamankan tempat bagi Budiman di dalam kabinet.

Budiman memberikan gambaran lebih lanjut tentang percakapan tersebut, mengingatkan bagaimana Hasto dengan yakin menyatakan, 'Apabila nanti Ganjar meraih kemenangan, kami akan berupaya untuk menjadikan Anda bagian dari jajaran kabinet. Anda mungkin memiliki wawasan politik internasional yang berharga, setidaknya berpeluang untuk menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.' Budiman kemudian melanjutkan dengan mengungkapkan pengalamannya, merujuk pada saat sebelum Presiden Jokowi melakukan penunjukan menteri dan pelantikan kabinet pertamanya pada tahun 2014

"Cerita lebih jauh lagi, pada hari pertama Pak Jokowi melantik Kabinet di 2014,saya dipanggil Pak Pratikno (Mensesneg di kabinet Jokowi).Pak Pratikno bilang gini, mas, kita kan baru bentuk Kementerian Desa nih. Sebenarnya Kementerian itu dibuat salah satunya untuk Mas Budiman yang ada di situ," kata Budiman menirukan ucapan Pratikno.

Namun saat itu Budiman mengatakan ke Pratikno bahwa tidak apa-apa jika dirinya tidak jadi menteri.

Dalam pengakuan yang mencuri perhatian, Budiman Sudjatmiko, anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengungkapkan perlunya kader PDIP mengelola Kementerian Desa dan departemen yang berhubungan erat dengan rakyat, seperti Kementerian Sosial.

"Saya pernah berbicara dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, tentang pentingnya kader PDIP memegang peran dalam Kementerian yang erat dengan rakyat," ungkap Budiman.

Tak hanya itu, di tahun 2022, Budiman mengungkapkan bahwa Hasto Kristiyanto telah berdiskusi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengenai rencana pencalonannya sebagai Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan rincian mengejutkan, Budiman menambahkan, "Bahkan Pak Hasto malah menarik. Saya pernah ketemu Ibu Mega di rumah beliau. Sebelum Ibu Mega keluar menemui saya, Pak Hasto menemui saya dulu."

Budiman juga mengungkapkan bahwa Hasto waktu itu telah berkomunikasi dengan Megawati mengenai rencana ini, yang akan menempatkannya pada posisi penting sebagai Wakil Kepala BRIN.

"Aku sudah bicara sama ibu. Kamu nanti jadi Wakil Kepala BRIN," kata Budiman menirukan ucapan Hasto pada 2022 lalu tersebut.

Budiman mengakui pernah sekali meminta jabatan Menteri Desa tapi tidak berkali-kali.

"Kalau minta, saya pernah ngomong. Kalau suatu saat ada reshuffle, kita harus pegang kementerian-kementrian kerakyatan. Aku di desa. Tetapi saya tidak pernah mengatakan itu berkali-kali. Jadi saya sekali, tapi udah lama sekali," kata Budiman.

Menurut Budiman hal itu terjadi sekitar dua tahun lalu. "Namun setelah itu kan ditawarin posisi lain," katanya.

Izin Ibu Negara

Budiman Sudjatmiko juga menceritakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menawarinya jabatan menteri sebanyak dua kali saat reshuffle kabinet di Istana Negara.

Namun menurut Budiman, dirinya disuruh oleh Jokowi agar minta izin dulu ke ibu negara atau istrinya, Iriana, agar bisa mendapat jatah jabatan menteri.

"2015, Saya pernah dipanggil Pak Joko Widodo ke Istana. Waktu itu Pak Jokowi bilang ini mau ada reshuffle," kata Budiman Sudjatmiko di acara Kontroversi di Metro TV, Kamis (24/8/2023) malam.

Menurut Budiman saat itu Jokowi mengatakan kepadanya sudah bilang ke Iriana soal rencana jabatan menteri itu kepadanya, namun belum ada kepastian.

"Saya sudah bilang ke ibu tapi belum ada kehendak. Oh ya apa Mas Budiman minta izin ke Ibu dulu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi.

"Mas Budiman yang disuruh minta izin?," tanya Zilvia Iskandar yang memandu acara ke Budiman.

Budiman mengiyakan namun ia mengaku tidak melakukannya.

"Waduh Pak, saya ini nggak biasa minta-minta jabatan Pak," ujar Budiman menirukan jawabannya ke Jokowi saat itu.

Budiman menjelaskan saat menjabat anggota DPR dari PDIP, hal tu bukan hasil meminta jabatan tapi mendapat penugasan dari PDIP.

"Waktu saya dulu di DPR mencalonkan jadi anggota DPR aja saya dapat penugasan bukan minta. Waktu itu dipanggil Mas Pramono Anung sebagai Sekjen PDIP untuk nyaleg,' kata Budiman.

"Jadi kalau saya minta-minta, rasanya saya nggak biasa," ujar Budiman.

Lalu beberapa waktu kemudian, Budiman mengaku kembali dipanggil ke rumah Jokowi di Sumber, Solo, menjelang reshuffle kabinet lagi.

Kala itu menurut Budiman, Jokowi menyampaikan belum ada lampu hijau dari Iriana terkait jabatan menteri untuk dirinya.

"Saya sudah sempat sampaikan tapi belum ada Greenlight dari ibu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi saat itu.

Baca juga: Saat Gibran Rakabuming Tak Sepakat Pernyataan Budiman Sudjatmiko Sebut PSI Seperti Rumah Sendiri

"Gak apa-apa Pak, saya gak jadi menteri aja, saya pakai istilah ini 'nggak pateken' Kalau bahasa Jawanya bilang gitu ya. Artinya ketika Pak Jokowi menghanjurkan minta izin ke Ibu saya tidak lakukan itu dan saya tolak," kata Budiman.

Baca Juga: Budiman: Program Susu Prabowo Tingkatkan Kesehatan Anak

Terkait janji jabatan menteri dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menurut Budiman juga berawal saat para kepala desa berdiskusi dengan Hasto di kantor pribadinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Kepala desa mengatakan pada saya, 'Mas aku tadi ngobrol-ngobrol dengan Pak Hasto, Pak Hasto bilang ya udah nanti kita akan dorong Mas Budiman menjadi menteri desa, dari kata-kata pak hasto ya. Bahkan waktu itu saya tidak minta, justru Pak Hasto yang berbicara sama teman-teman kepala desa," ujar Budiman.

Dipecat PDIP

Budiman Sudjatmiko mengaku menerima surat pemecatan sebagai kader PDIP saat dalam perjalanan menuju Metro TV untuk menjadi bintang tamu acara Kontroversi, Kamis (24/8/2023) malam.

Atas pemecatan itu, Budiman mengakui menerima keputusan PDIP dan tidak akan melawan atau melakukan banding.

"Saya menerima," kata Budiman kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).

Dalam surat pemecatan yang ditandatangani oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, salah satu poin menyatakan memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Budiman Sudjatmiko.

"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Sdr. Budiman Sudjatmiko, M.A. M.Phil. dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," bunyi salah satu poin surat tersebut.

Budiman sebelumnya menyebutkan kemungkinan dirinya bakal 'melajang' beberapa waktu jika PDIP akhirnya resmi memecat dirinya.

Kemungkinan pemecatan sebagai buntut deklarasi dukungan dirinya bersama relawan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Padahal PDIP sudah memiliki bakal calon presiden sendiri yakni Ganjar Pranowo. Menurut Budiman, dirinya pasti akan bersedih hati, jika dipecat.

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," kata Budiman, Rabu, (23/8/2023).

Budiman juga tak menutup kemungkinan bakal kembali mendaftarkan diri ke PDIP, setelah dipecat.

Sebab, Budiman mengaku memiliki kedekatan emosional dengan PDIP.

Bahkan, ia mengaku sudah mengampanyekan PDI sejak kelas 6 SD.

"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, dan saya bisa daftar lagi ke PDIP," kata Budiman.

Relawan Prabu

Sebelum dipecat PDIP, Budiman Sudjatmiko terang-terangan mendukung Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2024.

Baca Juga: Tragedi Aktivis 98, Apa Kaitannya dengan Prabowo?

Budiman mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/8/2023).

Prabowo yang menjadi bakal calon presiden dari koalisi gemuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) hadir dalam deklarasi itu.

Prabowo bahkan ikut serta meresmikan relawan Prabu. Para relawan yang datang juga kompak menggunakan kaos warna putih bergambar Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko.

Mereka juga tampak bersemangat dan histeris menyambut kedatangan Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko ke acara deklarasi tersebut.

Setelah melakukan sambutan, Budiman Sujatmiko dan Prabowo Subianto melakukan tanda tangan bersama sebagai simbol diresmikannya relawan Prabu di Kota Semarang.

Ketua Umum Prabu, Arivindo mengatakan, Budiman Sujatmiko akan terus mendampingi Prabowo Subianto hingga di Istana.

Menurutnya, Budiman Sujatmiko merupakan tokoh penting di Indonesia.

"Kami berterimakasih karena Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko telah memasrahkan kami deklarasi acara ini," jelasnya saat sambutan di lokasi deklarasi, Jumat (18/8/2023).

Dia menjelaskan, dengan adanya dua nama tokoh tersebut hanya dalam satu minggu, banyak relawan yang ingin ikut acara deklarasi di Kota Semarang.

"Kurun waktu satu minggu ada 100 ribu relawan yang ingin ikut," kata dia.

Di lokasi yang sama, Budiman Sujatmiko menceritakan jika dirinya memang pernah berada di poros yang berbeda dengan Prabowo Subianto.

"Di 25 tahun Pak Prabowo menjalani tugas negara. Dulu terpaksa kita berada di kubu yang berbeda," ujarnya.

Setelah meresapi buku "Paradoks Indonesia" yang ditulis oleh Prabowo Subianto, pandangan seseorang telah berubah. Dia mengamati bahwa semangat Prabowo sejalan dengan para aktivis yang gigih dalam memperjuangkan Indonesia.

"Dalam 25 tahun menyimak 'Paradoks Indonesia' karya Pak Prabowo, saya mendapati semangatnya sejajar dengan para aktivis yang berjuang untuk Indonesia," ungkapnya.

Berangkat dari pemahaman itu, dia dengan berani menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Namun, dalam mendukungnya, ada beberapa pesan yang ingin disampaikan jika Prabowo terpilih sebagai presiden.

"Kami berharap Pak Prabowo akan mendorong kesejahteraan umum melalui pengembangan koperasi, desa, dan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU