Faktor Masyarakat Terjerat Pinjol, dari Minimnya Literasi Digital Hingga FOMO

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 30 Agu 2023 13:36 WIB

Faktor Masyarakat Terjerat Pinjol, dari Minimnya Literasi Digital Hingga FOMO

Optika.id - Dosen senior sekaligus peneliti dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Albertus Prestianta menyebut bahwa penyebab dari banyaknya orang yang terjebak dalam jeratan pinjaman online (pinjol) illegal adalah minimnya literasi keuangan dan literasi digital.

Baca Juga: Hitung-hitung Untung Rugi Student Loan

"Banyak masyarakat kita yang terjebak pinjol ilegal. Selain desakan kebutuhan sehari-hari, disebabkan pula minimnya literasi keuangan dan literasi digital masyarakat Indonesia sehingga kerap menjadi sasaran atau target pinjol, terutama yang ilegal," kata Albert dikutip dari laman UMN, Rabu (30/8/2023).

Dalam periode pertama Januari hingga Mei 2023 lalu, Albertus memaparkan ada sebanyak 3.903 laporan mengenai praktik pinjol illegal di Indonesia. sementara itu, dalam periode yang sama nilai peredaran uang pinjol di Indonesia mencapai Rp51,46 triliun secara keseluruhan.

Pinjol illegal, ujarnya, kerap melakukan beberapa praktik yang melanggar aturan. Misalnya, meneror dengan kejam nasabah yang meminjam uang apabila telat membayar cicilan utang. Bahkan, tak jarang banyak kasus orang yang memutuskan untuk bunuh diri lantaran tidak kuat menahan beban terror dari penagih utang pinjol illegal.

Maka dari itu, agar tak terjebak dalam jeratan pinjol illegal, masyarakat butuh diedukasi terkait perencanaan keuangan yang sehat. di sisi lain, orang yang memiliki gaya hidup hemat serta membuat perencanaan keuangan yang lebih teratur akan lebih aman dari jeratan pinjol, khususnya yang illegal.

Pasalnya, gaya hidup hemat dan perencanaan keuangan yang tepat dinilai efektif untuk menghindarkan orang berhutang.

Albert pun membeberkan beberapa tips untuk membuat perencanaan keuangan yang sehat misalnya dengan memisahkan antara pendapatan pribadi dan untuk usaha, serta membuat rencana anggaran. Serta, bisa membuat buku catatan keuangan dan selalu menyisihkan dana untuk kebutuhan darurat serta mengatur anggaran sesuai dengan prioritasnya.

Baca Juga: Ini Aturan Baru OJK Tentang Penagihan Utang ke Konsumen, Tak Boleh Tagih Saat Hari Libur

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, kepada generasi Z, dia menyarankan agar mulai belajar melek literasi keuangan sejak dini. Pasalnya, penting bagi Gen Z untuk memilih produk tabungan dan investasi yang tepat.

Upaya berikutnya adalah mengurangi gaya hidup window shopping karena bisa merangsang untuk berbelanja sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dan terakhir adalah dengan mulai berinvestasi sejak dini.

Mengapa perlu berinvestasi sejak dini? Sebab, kita tidak bisa memprediksi kondisi masa depan yang akan datang. Selain itu, ada faktor inflasi maupun peningkatan nilai kekayaan. Belum lagi apabila ada kebutuhan yang darurat, ucapnya.

Baca Juga: Masalah Finansial Bikin Hidup Stres? Jangan Khawatir Ini Cara Mengatasinya!

Lebih lanjut, Albert menyebut jika jeratan pinjol ini berawal dari pola gaya hidup berlebihan dan ikut-ikutan, termasuk tak ingin ketinggalan sesuatu (fear of missing out/FOMO).

Orang-orang tak ingin ketinggalan informasi atau gaya hidup juga disebabkan oleh perkembangan yang pesat di era digital serta maraknya pemakaian media sosial turut menyumbang ke-FOMO-an kawula muda dengan gaya hidup hedonnya itu.

FOMO juga dapat berhubungan dengan kesulitan dalam membuat pilihan dan menentukan prioritas. Ketika ada banyak pilihan aktivitas atau acara, orang mungkin merasa sulit memilih yang terbaik dan khawatir akan memilih yang salah," ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU