Optika.id - Usulan poros politik yang digaungkan oleh Sandiaga Uno, yang mencakup Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), untuk bersatu dalam Pilpres 2024, diyakini oleh para analis politik sulit terwujud. Meskipun Sandiaga Uno muncul dengan wacana ini setelah tawarannya sebagai calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo ditolak oleh PDI Perjuangan, para ahli politik merasa bahwa PPP tidak memiliki cukup keberanian untuk keluar dari koalisi dengan PDIP.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Tapera Pil Pahit, Apa itu?
Menurut analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, PPP kemungkinan besar akan tetap bersama PDIP dan akan mendukung Ganjar Pranowo. Dia berpendapat bahwa Plt Ketua Umum PPP tidak cukup mandiri dan berani untuk meninggalkan PDIP.
"PPP kemungkinan akan tetap bersama PDIP mengusung Ganjar Pranowo. Sebab, (Plt) Ketum PPP tidak cukup mandiri dan berani untuk keluar dari PDIP," kata Jamiluddin.
Baca Juga: Sandiaga Uno Soal Jadi Pilihan Menteri Prabowo: Banyak Kandidat Lain!
Selain itu, Jamiluddin juga menyatakan bahwa PPP memiliki posisi yang kurang kuat dalam pemerintahan dan tidak memiliki daya tawar yang cukup tinggi untuk mempertimbangkan bergabung dengan Demokrat dan PKS, yang saat ini merupakan partai oposisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kalau ada yang mengatakan PPP akan menggandeng Demokrat dan PKS membentuk koalisi, peluangnya tampaknya sangat kecil. Sebab, Ketum PPP lebih percaya diri bila Jokowi merestuinya," tambahnya.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Subang, Sandiaga Uno Ingatkan Pelaku Wisata Cek Kondisi Bus
Dengan demikian, sementara Sandiaga Uno mengusulkan poros politik baru, peluang terwujudnya poros PPP, Demokrat, dan PKS sepertinya sangat kecil tanpa dukungan dan restu dari PDIP dan Presiden Jokowi.
Editor : Pahlevi
