Optika.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terus mendorong program Kemandirian Pesantren, sejalan dengan amanah Presiden Joko Widodo. Pernyataan ini dia sampaikan saat menghadiri acara "Sarasehan Kyai Muda Pesantren" di Pondok Pesantren Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
"Saya bertemu Presiden Joko Widodo, mengamanahkan untuk lebih memperhatikan ekonomi pesantren," kata Menag Yaqut di hadapan para kiai muda pengasuh pondok pesantren se Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, pada Minggu (8/10/2023).
Baca Juga: Kemenag Segera Luncurkan Pegon Virtual Keyboard
Menag Yaqut berharap program Kemandirian Pesantren dapat bermanfaat bagi seluruh warga pesantren dan masyarakat luas. Dia ingin masyarakat merasakan manfaat yang lebih dari program pemerintah, terutama bagi Pondok Pesantren dan pihak lainnya.
Menurutnya, dengan ekonomi pesantren yang kuat, dakwah akan lebih mudah tersampaikan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya pengembangan ekonomi pesantren, mulai dari pelatihan hingga pemasaran produk, untuk memakmurkan lingkungan pesantren.
Baca Juga: Kemenag Tegaskan Komitmen Pemerintah Dukung Qari dan Qariah di Ajang Internasional
"Ekonomi pesantren harus dikembangkan mulai dari pelatihan hingga pemasaran hasil produk untuk memakmurkan lingkungan pesantren. Maka dari itu, harus ada kegiatan produktif di lingkungan pesantren," ujar Menag Yaqut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam konteks ini, Menag Yaqut mengakui bahwa Kementerian Agama dapat memberikan rangsangan dan dorongan untuk mengembangkan ekonomi pesantren. Ini menjadi titik penting dalam program ekonomi pesantren.
Baca Juga: Viral, Non Muslim Elia Myron Minta Kementerian Agama Reformasi Al Quran
Turut mendampingi Menag Yaqut dalam acara tersebut adalah Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Agama, serta sejumlah tokoh, termasuk Rektor UIN Sunan Kalijaga, Al Makin, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Masmin Afif. Acara ini menjadi wadah untuk mendiskusikan upaya meningkatkan kemandirian pesantren dalam aspek ekonomi, sejalan dengan arahan pemerintah.
Editor : Pahlevi