Jangan Khawatir, Harga Obat Murah Tak Pengaruhi Kualitas

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 21 Okt 2023 10:45 WIB

Jangan Khawatir, Harga Obat Murah Tak Pengaruhi Kualitas

Optika.id - Banyak di antara kita yang menganggap bahwa harga obat bisa menunjukkan kualitasnya. Sayangnya, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Systematic Tracking of At-Risk Medicines (STARmeds) berkolaborasi dengan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Erasmus University Rotterdam dan Imperial College London menemukan fakta bahwa mahalnya harga obat di Indonesia tidak sebanding dengan kualitasnya.

Adapun penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 1.274 dari sampel obat dan sepertiga di antaranya memiliki harga 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan produk sejenis yang harganya jauh lebih murah namun nyatanya memiliki kualitas yang sama.

Baca Juga: Harga Gula Naik Karena India Pemilu

Co-Principal Investigator of STARmeds, Yusi Anggriani menyampaikan bahwa penelitian tersebut mereka lakukan untuk melihat fenomena ketika publik dan media mempertanyakan kualitas dari obat yang memiliki harga murah bahkan gratis, yang kerap mereka dapatkan dari layanan kesehatan.

Maka dari itu, mereka mencoba meneliti apakah harga obat berpengaruh atau berbanding lurus dengan kualitasnya.

Di sisi lain, tujuan penelitian tersebut adalah demi mewujudkan akses yang lebih terjangkau terhadap obat-obatan dan vaksin esensial yang efektif, aman dan berkualitas pada masyarakat sesuai dnegan rencana pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030 mendatang.

Penelitian tersebut mengambil sampel dari lima jenis obat termasuk antibiotic seperti amoksilin dan cefixime, obat asam urat (allopurinol), obat untuk tekanan darah tinggi (amlodipine), serta steroid (dexamethasone). Sampel tersebut dikumpulkan dari berbagai rumah sakit, apotek, dan platform e-commerce.

Baca Juga: DPR Minta BPOM Tak Hanya Tarik Daftar Obat Berbahaya, Harus Ada Solusi Efektif

Hasilnya pun mengejutkan lantaran hampir sepertiga obat sampel yang dibeli dengan harga yang lebih mahal maupun harga yang lebih murah memiliki kualitas yang sama dan tidak ada perbedaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, mereka juga melaporkan bahwa tingkat kegagalan pengujian kualitas obat pada antibiotic terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan obat lain. Prevalensinya dalam pengujian laboratorium pun telah disesuaikan dengan volume pasar mencapai 5,8% dua kali lipat dibandingkan dengan non-antibiotik. 

"Ini mengkhawatirkan, jika obat antibiotik tidak melepaskan cukup bahan aktif ke aliran darah pasien, mereka mungkin hanya membunuh bakteri yang rentan tetapi tidak membunuh bakteri resisten yang dapat mengakibatkan penyebaran infeksi yang resisten," ucap Yusi, salah satu peneliti, dalam keterangannya, Sabtu (21/10/2023).

Baca Juga: Ini Cara Atasi Nyeri Menstruasi Tanpa Obat

Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menemukan obat palsu yang beredar di pasaran. Sebagian besar obat palsu yang terkonfirmasi itu dapat dibeli dari penjual tidak resmi di berbagai platform marketplace e-commerce.

Artinya, masyarakat perlu berhati-hati agar tidak membeli obat dan hanya membelinya pada penjual resmi atau sesuai dengan resep dokter.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU