Banyak Masyarakat Tidak Tahu Debat Capres Cawapres, Tapi Tertarik, Kenapa?

author Danny

- Pewarta

Selasa, 12 Des 2023 17:53 WIB

Banyak Masyarakat Tidak Tahu Debat Capres Cawapres, Tapi Tertarik, Kenapa?

Optika.id - Hasil survei LSI, Lembaga Survei Indonesia, mengungkapkan data ternyata banyak masyarakat yang tidak tahu ada debat capres cawapres (Calon presiden dan calon wakil presiden) pada 12 Desember 2023, malam nanti. Data LSI masyarakat yang mengaku tidak tahu ada debat capres cawapres yang diselenggarakan KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebanyak 61,2 persen. Yang mengaku tahu sebanyak 38,8 persen.  Mereka yang mengaku tahu ada debat, sebanyak 72,5 persen tertarik nonton debat.

LSI melakukan survei pada 3-5 Desember 2023. Survei anyar tentang elektabilitas kandidat dalam pemilu 2024. Juga tentang efektivitas debat capres-cawapres yang mala mini, Selasa, 12 Desember 2023, diselenggarakan oleh KPU.

Baca Juga: Zulhas Ungkap Gibran Terbiasa Debat, Sudah Sangat Siap

Jika benar data LSI itu menunjukkan KPU kurang massif sosialisasi debat capres cawapres kali ini. Informasi tentang debat capres cawapres itu melimpah di masyarakat kota dan pemegang gadget. Terasa sekali sosialisasi KPU lewat media social sangat terbatas, termasuk penetrasinya ke masyarakat desa, bawah, dan terpencil.

Sebagian besar masyarakat yang tertarik nonton debat mengaku ingin tahu, kenal, dan memahami visi, misi, dan program capres-cawapres, yaitu 40,3 persen. Cukup besar. Artinya masyarakat yang tertarik nonton debat cara berpikir rasional: menyimak program, visi, dan misi kandidat. Karena program itulah yang bisa memberi arah Indonesia 2024-2029.

Masyarakat yang nonton debat ingin dekat dengan kandidat, sebanyak 11 persen. Dari nonton itulah mereka merasa bisa menilai kualitas kandidat. Mereka yang mengaku melihat debat sama dengan menyaksikan kualitas kandidat sebesar 9,1 persen. Hanya sebanyak 4,6 persen orang yang merasa melihat debat bisa menentukan mana kandidat yang pantas dipilih.

Data LSI ini memperkuat anggapan banyak orang bahwa debat capres cawapres tidak banyak menambah elektabilitas kandidat. Jika disimak data LSI maka debat yang efektif dan luas diakses banyak orang bisa menambah elektabilitas kandidat antara 4,6 persen hingga 9,1 persen. Itupun kalua acara KPU di televisi disebar luas oleh relawan kandidat.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Minta Debat Capres dan Cawapres Hanya di Forum Resmi

Dijelaskan oleh pakar ilmu politik dari Universitas Brawijaya, Malang, Dr Abdul Aziz, bagi kandidat data berapa pun yang bisa diraih sangat berarti bagi capres cawapres. Diakui Aziz, salah satu instrument penting untuk mengukuhkan eksistensi kandidat sebagai capres-cawapres layak dipilih adalah dalam debat tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di samping itu debat juga membuka wawasan masyarakat kemana arah Indonesia 5 tahun ke depan diarahkan, tulisnyalewat WhatsApp kepada Optika.id, Selasa, (12/12/2023).

Sementara itu masyarakat yang tidak tertarik nonton debat pada umumnya beralasan tidak punya waktu nonton, sebanyak 21,7 persen. Sementra itu yang mengaku tidak suka politik sebanyak9 persen. Yang mengaku tidak ada manfaatnya nonton debat sebanyak 6,4 persen. Obral janji sebanyak 4,5 persen. Dan mengaku tidak faham materi debat debat sebanyak 7,2 persen.

Baca Juga: Jusuf Kalla Komentari Debat Ketiga Capres, Seluruh Calon Harus Punya Integritas!

Masyarakat yang tahu dan menganggap penting debat sebanyak 47,3 persen. Yang mengaku penting sekali sebanyak 28,2 persen. Yang menganggap biasa saja sebanyak 14.1 persen.

Menurut Aziz ada tren instrument media sosial, media elektronika, dan media massa lainnya semakin penting bagi pemilu. Saat ini, tulis Aziz, kampanye arak-arakan seperti dulusudah sedikit sekali. Ini era baru pola kampanye dalam pemilu. Karena itu debat capres cawapres menjadi penting, simpulan dosen Universitas Brawijaya itu. 

Tulisan: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU