Visi Misi Ganjar-Mahfud Terkait Pertahanan dan Hubungan Internasional Dinilai Terlalu Klasik

author Mudrikah Dewi

- Pewarta

Minggu, 07 Jan 2024 22:49 WIB

Visi Misi Ganjar-Mahfud Terkait Pertahanan dan Hubungan Internasional Dinilai Terlalu Klasik

Optika.id - Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 03, memaparkan visi misi dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang dilaksanakan di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2023).

Ganjar menekankan kepentingan nasional sebagai suatu hal yang dinomorsatukan, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa politik luar negeri adalah alat untuk negoisasi terhadap dunia luar. Namun, visi Ganjar dinilai terlalu klasik.

Baca Juga: Megawati Resmi Lantik Pengurus DPP PDIP, Ada Ganjar dan Ahok yang Diamanahi!

"Kekurangannya mungkin karena bermain aman, gitu ya, jadi visinya masih terlalu klasik," terang Fahd Pahdepie, konsultan komunikasi strategis.

Pasalnya, dalam visi misi Ganjar, masih terdapat prinsip-prinsip yang selama ini menjadi andalannya Indonesia, antara lain seperti politik bebas aktif, sistem pertahanan semesta, dan lain sebagainya. Selain itu, Ganjar juga kurang menyentuh sisi security.

Baca Juga: Ganjar Ungkap Anak Muda Harus Belajar Kepemimpinan Soekarno, Apa Itu?

"Kurang menyentuh sisi security. Padahal juga bukan hanya defense, tetapi juga security soal keamanan juga menjadi sangat penting' tambah Fahd Pahdepie.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Ganjar menjadi satu-satunya yang menyinggung masalah krisis iklim yang mana hal ini menjadi nilai plus karena pertahanan dan keamanan tidak hanya menyangkut soal militer.

Baca Juga: Ganjar Sebut Saat Ini Hanya Fokus Pemenangan Pilkada untuk PDIP!

"Bicara tentang hubungan internasional dan pertahanan keamanan itu tidak hanya berbau militer, tetapi sekarang karena ada cyber attack, tadi misalnya atau human traficking, climate change, HAM, itu menjadi sorotan yang lebih dominan, yang kita sebut dengan keamanan non-tradisional, terang Gracia Paramitha, Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia.

Ganjar lebih memilih domestik force policy, yang mana ingin menguatkan kekuatan domestik. Setelah kekuatan domestik dirasa cukup, barulah Ganjar akan mengambil sikap kebijakan luar negeri.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU